Uskup Kalookan, Mgr Pablo Virgilio David, yang juga wakil presiden Konferensi Waligereja Filipina meminta umat yang menjadi korban pelecehan seksual oleh kaum klerus agar tidak takut untuk melapor.
Ia mengatakan, budaya diam harus dihentikan terhadap kasus-kasus demikian.
“Jika ada orang dalam situasi seperti ini, jangan ragu untuk berbicara langsung dengan para uskup Anda,” katanya pada 19 Februari, seperti dikutip ucanews.com, media Katolik Asia.
“Jangan diam saja tentang hal itu,” lanjut Uskup tersebut.
Pernyataannya disampaikan menjelang pertemuan di Vatikan pada pekan ini tentang kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota klerus di seluruh dunia.
Pertemuan yang akan membahas “perlindungan anak di bawah umur di Gereja” akan dihadiri oleh para kepala konferensi para uskup di seluruh dunia dan bertujuan untuk membahas langkah-langkah untuk mencegah dan memerangi pelecehan seksual anak di bawah umur.
Uskup David mengatakan pertemuan itu “perlu” untuk memungkinkan para uskup untuk secara proaktif menangani pelanggaran di dalam Gereja.
Pada 19 Februari, pihak berwenang Filipina mengeluarkan beberapa surat perintah penangkapan seorang pastor Amerika, yang sudah ditahan karena diduga melakukan pelecehan terhadap anak-anak di Filipina tengah.
Surat perintah itu dikeluarkan setelah adanya beberapa pengaduan ke polisi terhadap imam itu.
Pastor Kenneth Bernard Hendricks, 78, ditahan Desember lalu di Pulau Biliran di mana ia melayani sebagai imam selama 37 tahun.
Imam itu diduga melecehkan putra-putra altar yang berusia antara 7 dan 12 tahun di kediamannya.
Dia diduga mengingatkan mereka bahwa mereka akan masuk penjara jika mereka memberi tahu siapa pun tentang apa yang dia lakukan pada mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Veritas 846 yang dikelola gereja, Uskup David membantah tuduhan bahwa Gereja Katolik telah menutupi kasus-kasus pelecehan.
Awal bulan ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerukan “reformasi” di Gereja Filipina, mengutip pengakuan Paus Fransiskus bahwa beberapa pastor telah melakukan pelecehan seksual terhadap biarawati di negara-negara lain.
“[Paus Fransiskus] mengakui … bahwa ada biarawati yang menjadi mangsa para imam. Sudah saya katakan, Gereja harus direformasi,” kata Duterte,
Uskup David meminta para biarawati yang ” berada dalam situasi seperti ini” untuk tidak ragu-ragu berbicara langsung dengan para uskup mereka.
Filipina adalah negara Katolik terbesar di Asia dan telah mengalami banyak tuduhan pelecehan seksual dilontarkan terhadap para klerus.
Pada tahun 2002, para pemimpin Gereja Filipina mengeluarkan permintaan maaf atas pelecehan seksual, termasuk perzinahan, homoseksualitas dan pelecehan anak oleh 200 imam selama 20 tahun sebelumnya.
Ucanews.com/Katoliknews.com
Komentar