Katoliknews.com – Ketua Tanfidzyiah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Klaten, Mujiburrohman mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) melawan berbagai ancaman seperti ideologi yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu ia sampaikan saat membacakan sambutan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj saat menggelar apel bendera pada peringatan Hari Santri tahun 2016 di Alun-Alun Klaten, Sabtu 22 Oktober 2016.
Acara tersebut bertema “Resolusi Jihad NU, Merajut Kebhinekaan dan Kedaulatan Bangsa”.
Mujiburrohman mengatakan bahwa semangat integritas berbangsa dan bernegara tidak boleh terputus.
“ISIS dan sekelompok organisasi yang menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai wahana untuk berdakwah harus kita lawan. Sudah terlalu banyak negara yang hancur diakibatkan cara pandang mereka yang keliru dalam meletakkan makna jihad yang justru melahirkan kekacauan,” kata Mujiburrohman kepada Katoliknews.com.
“Demikian juga dengan segenap organisasi masyarakat yang anti serta menolak ideologi Pancasila. Mereka juga harus kita luruskan,” lanjutnya.
Sementara itu, Said Aqil Siroj mengatakan, Nahdlatul Ulama senantiasa mengajarkan Islam menjadi pioner dalam mewajudkan perdamaian dunia.
“Nahdlatul Ulama senantiasa mengajarkan dahwah Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Islam yang mengajak, bukan mengejek. Islam adalah agama yang mengajarkan kita dapat merangkul, bukan memukul,” kata Said Aqil Siroj.
Ia juga mengajak warga NU untuk menjadikan momentum Hari Santri meneguhkan kesetiaan mengawal dan mempertahankan Pancasila, NKRI, serta UUD 1945.
“Pilar kebangsaan itu perlu terus dipupuk dan dikembangkan di tengah tarikan faham fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar,” ujarnya.
Apel akbar tersebut diikuti oleh 3.000 santri. Mereka mengisi apel tersebut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya; Deklarasi Pelajar dan Santri NU Anti Narkoba dan Radikalisme serta sejumlah acara lainya.
Laurentius Sukamta/ Katoliknews
Komentar