Katoliknews.com – Dalam rangka mempromosikan kerukunan antarumat beragama, Sri Lanka saat ini membangun sebuah pohon natal tertinggi di dunia.
Tingginya sekitar 114 meter dan akan dihiasi dengan 500.000 lampu warna-warni.
Di samping pohon Natal itu akan terdapat Santa Claus setinggi enam meter dan dua rusa setinggi 3,5 meter, hingga sejumlah pohon Siprus yang akan menciptakan efek seperti hutan.
Sebagaimana dilansir Ucanews.com, Mahinda Nanayakkara, orang yang menginisiasi pendirian pohon Natal itu mengatakan, ia sudah lama merencanakan hal tersebut.
Pohon ini, kata dia, melambangkan perdamaian dan keharmonisan di negara tersebut.
“Saya berencana membuat pohon Natal ini sekitar empat tahun silam, lalu menyampaikan ide saya tersebut kepada Menteri Pelabuhan Sri Lanka Arjuna Ranatunga dan ia mendukung ide tersebut. Sekarang, sekitar 60 pekerja terlibat dalam proyek tersebut,” katanya.
Sementara itu, Kardinal Malcolm Ranjith, Uskup Agung Kolombo mengatakan bahwa ia mendukung proyek tersebut.
“Saya akan mengirim seorang imam untuk mengunjungi lokasi tersebut dan juga mengirimkan makanan dua hari sekali. Gereja telah setuju untuk mengirim para siswa Katolik untuk membantu, termasuk dekorasi pohon,” kata Kardinal Malcolm.
Ranjith Somasiri, seorang guru Katolik yang bekerja untuk kerukunan antaragama mengatakan bahwa perdamaian antara berbagai agama di Sri Lanka adalah sangat penting.
“Kita ingat serangan terakhir pada tempat-tempat ibadah Muslim dan Kristen. Kebebasan beragama perlahan menurun dan kekerasan terhadap agama-agama minoritas berlanjut tanpa penyelidikan. Semua orang harus belajar dari pengalaman masa lalu,” tambahnya.
Dengan simbol pohon Natal ini, generasi baru di Sri Lanka diharapkan dapat tumbuh bebas dari konflik agama dan perang yang telah mempengaruhi negara itu di masa lalu.
Sebagaimana dilaporkan, saat ini Meksiko masih memegang rekor dunia untuk pohon Natal buatan dengan tinggi 90 meter tahun 2009.
Guinness World Records, sebuah ajang penentuan pohon Natal tertinggi di dunia bakal mengunjungi lokasi pengerjaan pohon Natal di Sri Lanka dua minggu sebelum pembangunannya selesai.
Robyvan Sukur/Katoliknews
Komentar