Vatikan, Katoliknews.com – Paus Fransiskus, meminta kepada para delegasi pemuka agama Korea Selatan (Korsel) untuk mendorong rekonsiliasi dan menolak kekerasan serta rasa takut. Pesan tersebut disampaikan sebagai imbauan atas situasi yang terjadi di Semenanjung Korea akhir-akhir ini.
Para pemuka agama dari Korsel tersebut datang menemui Paus Fransiskus di Tahta Suci Vatikan. Paus asal Argentina itu lantas mengatakan bahwa pekerjaan para pemuka agama itu harus dimulai dengan cara menyingsingkan lengan.
“Para pemuka agama diminta untuk berinisiatif, mendorong, dan mengawal proses bagi kesejahteraan serta rekonsiliasi seluruh umat manusia,” ujar Paus Fransiskus di hadapan 20 orang delegasi pemuka agama Korsel, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu 3 September 2017 lalu.
“Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, memproklamasikan dan mewujudkan perdamaian dengan kata-kata yang berbeda dari narasi ketakutan, dan dengan gerak tubuh yang menentang retorika kebencian,” sambung pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
Sebagaimana diketahui, tensi di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal pada Selasa 29 Agustus. Rudal tersebut sempat melintas di atas wilayah udara Jepang selama beberapa menit sebelum ditembak jatuh di Samudera Pasifik.
Tindakan Korut tersebut direspons cukup keras oleh Korsel. Presiden Moon Jae-in langsung memerintahkan reformasi di tubuh militer serta perubahan terhadap strategi sebagai antisipasi perang. Sementara Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Korsel, menyatakan siap memilih satu opsi yang tersaji di atas meja, termasuk agresi militer.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berada dalam status perang. Sebab, Perang Korea pada 1950-1953 hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata, bukan kesepakatan damai.
Reuters/j-aR/Katoliknews
Komentar