Sabtu, 6 Maret 2021
KATOLIKNEWS.com
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
KATOLIKNEWS.com
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita Dunia

Khawatir Keluarga Tak Mampu Beli Perangkat untuk Belajar Online, Pelajar Ini Gantung Diri

21 Juni 2020
in Dunia
0
Kasus Bunuh Diri Marak Terjadi, Gereja di Flores Gelar Diskusi Khusus
79
DIBAGIKAN
1.2k
DILIHAT

Katoliknews.com – Seorang pelajar sekolah menengah berusia 19 tahun di Filipina memilih gantung diri karena khawatir keluarganya tidak akan mampu membeli perangkat  elektronik yang diperlukan untuk pembelajaran online di tahun akademik mendatang.

Sekolah-sekolah di negara mayoritas Katolik itu rencananya dibuka kembali pada bulan Agustus, dengan sistem pembelajaran baru yang diusulkan oleh Departemen Pendidikan dalam menanggapi pandemi COVID-19.

Peristiwa itu mengungkap dilema yang dihadapi siswa dari keluarga berpenghasilan rendah yang tidak mampu membeli peralatan elektronik seperti tablet dan telepon pintar  yang diperlukan untuk belajar online.

Pelajar yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada orang tuanya betapa bersalahnya dia karena menyebabkan adanya “biaya tambahan” untuk keluarga mereka yang sudah mengalami kesulitan ekonomi.

Mereka tinggal di Provinsi Albay, Manila bagian selatan. Dia juga memberi tahu saudaranya betapa sedihnya dia karena tidak memiliki tablet atau telepon pintar untuk mengikuti pembelajaran online.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa keluarga kami sudah miskin dan bahwa ia membuat orang tua kami semakin miskin karena gawai yang kami butuhkan untuk sekolah tahun ini,” kata adik korban, seperti dilansir Ucanews.com.

Gilbert T. Sadsad, Direktur Kantor Departemen Pendidikan setempat mengatakan keluarga korban akan diberikan konseling.

Sadsad juga meminta Sekretaris Pendidikan Leonor Briones untuk menyedikan bantuan atau layanan psikologis kepada siswa di wilayah tersebut karena banyak yang bisa menjadi korban kecemasan dan depresi di tengah “perubahan mendadak dan besar” dalam pembelajaran.

“Depresi dan gangguan emosional di antara pelajar dan orang tua cenderung terjadi di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung ini, karena banyak siswa di sekolah-sekolah pemerintah berasal dari keluarga miskin,” kata Sadsad.

Namun, Briones mengatakan bahwa pembelajaran online bukan satu-satunya metode yang diusulkan oleh departemennya.

Dia mengatakan mereka juga telah mengusulkan pendekatan campuran, di mana materi pelajaran dicetak dan dibagikan kepada siswa.

“Pendidikan itu untuk semua orang. Pembelajaran online bukan pertimbangan utama dari Departemen Pendidikan. Bagi mereka yang tidak mampu membeli gadget dan komputer, kami memiliki sistem pembelajaran lain yang menggunakan materi cetak,” kata Briones dalam sebuah pernyataan.

Briones juga memperingatkan guru-guru dan pengurus sekolah untuk tidak mengintimidasi siswa dengan persyaratan yang hampir “tidak mungkin” seperti harus memiliki komputer atau tablet di rumah.

Sementara itu, Uskup Joel Baylon dari Legaspi mengatakan, sangat disayangkan bahwa orang miskin selalu berada di pihak yang kalah, tidak hanya di bidang kesehatan tetapi juga di sektor pendidikan.

“Ketahuilah bahwa saya berdoa untuk siswa dan keluarganya. Gereja di Albay sudah membantu dengan menyediakan para siswa kami gadget sebelum kelas dimulai. Hanya itu yang bisa kami lakukan,” kata Uskup Baylon.

Uskup Baylon mengatakan, dia telah bertemu banyak keluarga miskin yang menghadapi tantangan keuangan untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah.

“Suatu hari seorang pengemudi jeepney mendekati saya untuk meminta nasihat. Dia khawatir tidak bisa mengirim anak-anaknya ke sekolah karena mereka membutuhkan komputer dan Wifi,” katanya.

Jeepney merupakn jenis moda transportasi publik yang populer di Filipina, berupa mobil jeep yang dimodifikasi.

“Dia begitu putus asa, bahkan meminta saya untuk mencari seseorang yang mau membeli jeepney-nya sehingga dia bisa membeli komputer untuk anak-anaknya,” tambahnya.

Aleksander AN

Tags: bunuh diri
SendShare79TweetSend
Artikel Berikut
Paus Fransiskus Kritik Kata “Mother” Pada Nama Bom Milik AS

Paus Fransiskus Ajak Semua Pihak Peduli dengan Para Pengungsi

Komentar

Artikel Terkini

Vatikan Tunjuk Pastor Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga sebagai Uskup Sibolga

Di Tanah Kelahiran Abraham, Paus Fransiskus Ajak Penganut Kristen, Islam dan Yahudi Perkuat Harmoni

Pidato Paus Fransiskus di Irak: Nama Allah Tidak Bisa Dipakai untuk Membenarkan Kekerasan

Protes Imam Katolik Memicu Penarikan Buku Pelajaran Agama Protestan

Biarawati FMM di Flores Meninggal Saat Kebakaran Melanda Biara

Suster Kristiana Nahkodai Serikat Putri Kasih dari Santo Vinsensius a Paulo Indonesia

KATOLIKNEWS.com

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Vatikan Tunjuk Pastor Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga sebagai Uskup Sibolga
  • Di Tanah Kelahiran Abraham, Paus Fransiskus Ajak Penganut Kristen, Islam dan Yahudi Perkuat Harmoni

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In