Katoliknews.com – Paus Fransiskus memanjatkan doa untuk Belarusia dan meminta semua pihak menghargai keadilan dan dialog menyusul terjadinya bentrokan sengit selama seminggu terkait pemilihan presiden yang disengketakan di negara tersebut.
“Saya mengikuti dengan saksama situasi pasca pemilu di negara ini dan menyerukan dialog, menolak kekerasan dan menghargai keadilan dan hukum. Saya mempercayakan semua orang Belarusia dalam perlindungan Bunda Maria, Ratu Perdamaian,” kata Paus Fransiskus dalam khotbah pada saat Angelus, 16 Agustus 2020, seperti dilaporkan Catholic News Agency.
Adapun aksi protes meletus di Minsk, Ibukota Belarusia, pada 9 Agustus lalu setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan kemenangan telak Alexander Lukashenko, yang telah memerintah negara itu sejak 1994.
Menteri Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa pemilihan umum di Belarusia “tidak bebas dan tidak adil” dan mengutuk penindasan dan penangkapan terhadap pengunjuk rasa oleh pemerintah.
Diperkirakan 6.700 orang ditangkap dalam aksi protes itu di mana para demonstran bentrok dengan polisi, yang menggunakan gas air mata dan peluru karet. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk kekerasan yang dilakukan polisi sebagai pelanggaran terhadap standar hak asasi manusia internasional.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia berdoa untuk “Belarusia tercinta” dan terus berdoa untuk Lebanon, serta “situasi dramatis lainnya di dunia yang menyebabkan banyak orang menderita.”
Dalam refleksi Angelusnya dengan inspirasi teks Kitab Suci tentang tentang seorang perempuan Kanaan yang memanggil Yesus untuk menyembuhkan putrinya, paus mengatakan bahwa setiap orang dapat melihat penyembuhaan yang dilakukan Yesus dalam peristiwa tersebut.
“Ibu yang baik ini mengajarkan kepada kita tentang keberanian untuk membawa kisah penderitaannya sendiri di hadapan Tuhan, di hadapan Yesus; menyentuh kelembutan Tuhan, kelembutan Yesus,” katanya.
Ia melanjutkan, “Masing-masing kita memiliki cerita kita sendiri … Sering kali adalah cerita yang sulit, dengan banyak kisah kesakitan, banyak kisah kemalangan, dan banyak kisah dosa.”
“Apa yang harus saya lakukan dengan cerita saya? Apakah saya menyembunyikannya? Tidak! Kita harus membawanya ke hadapan Tuhan.”
Paus mengajak agar setiap orang mengingatkan kembali kisah hidupnya, termasuk “hal-hal buruk” dalam kisah itu, dan membawanya kepada Yesus dalam doa.
“Marilah kita pergi kepada Yesus, mengetuk hati-Nya dan berkata kepada-Nya: ‘Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku!’
Paus berkata bahwa penting untuk diingat dan imani bahwa hati Yesus penuh dengan belas kasihan dan bahwa Dia menanggung rasa sakit, dosa, kesalahan, dan kegagalan kita.
“Inilah mengapa penting untuk memahami dan mengenal Yesus,” katanya. “Saya selalu kembali ke nasihat yang saya berikan kepada Anda: selalu bawa Injil seukuran saku dan membaca satu ayat setiap hari. Di sana Anda akan menemukan Yesus sebagaimana Dia adanya, saat Dia menampilkan diri-Nya; Anda akan menemukan Yesus yang mencintai kita, yang sangat mencintai kita, yang sangat menginginkan kesejahteraan kita.”
“Marilah kita ingat doa ini: ‘Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku!’ Sebuah doa yang indah. Bawalah Injil: di dompet Anda, di saku Anda dan bahkan di ponsel Anda, untuk dilihat. Semoga Tuhan membantu kita semua, mendoakan doa yang indah ini,” ujarnya.
Ian Saf
Discussion about this post