Katoliknews – Secara nasional partisipasi awam Katolik dalam percaturan politik masih bisa dihitung dengan jari. Di era Jokowi-Jusuf Kala, hanya beberapa politisi dan birokrat yang berasal dari awam Katolik menduduki parlemen dan posisi kementrian dan bidang lainnya.
Menurut anggota Komisi II DPR RI, Rofinus Hotmaulana Hutauruk,
meski dari segi kuantitas kurang, politisi dan birokrat Katolik secara kualitas sangat diperhitungkan dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
“Kalau secara kuantitas awam Katolik masih sedikit. Tapi saya mau katakan, secara kualitas orang yang sudah masuk sangat diperhitungkan,” kata Rofinus dalam deklarasi Vox Point Indonesia (VPI) di Grand Central Restaurant, Jakarta Selatan, Sabtu (11/3/2016).
Karenanya, anggota Fraksi Hanura ini mengingatkan, panggilan seorang awam Katolik adalah mampu mengkomunikasikan dan menerjemahkan bahasa Injil dan ajaran Kristus dalam setiap bidang yang diemban.
“Jadi, hal yang perlu adalah bagaimana kita mengkomunikasikan kondisi ekonomi, sosial-politik agar sesuai dengan ajaran Kristus,” jelas dia.
Ia mengatakan, awam Katolik yang sudah dipercaya publik tidak bole hanya mengejar materi dan popularitas semata. Politisi Katolik mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi dan mengedepankan kualitas.
“Jadi kalau sudah menduduki suatu jabatan, jangan hanya kejar nama atau popularitas. Kita awam Katolik harus mampu berbuat sesuatu,” pungkas dia.
Vox Point Insitute (VPI) merupakan wadah perhimpunan bagi para awam Katolik yang terpanggil untuk terlibat dalam kegiatan sosial politik di Indonesia.
VPI mempunyai misi membangun kesadaran di internal Gereja Katolik Indonesia terutama kaum awamnya supaya proaktif dalam kegiatan kehidupan sosial politik di kancah nasional.
Namun demikian, hal ini bukan berarti membuat awam Katolik harus ikut arus dengan hal yang bertentangan dengan ajaran iman. Politisi dan birokrat harus tetap mampu menjadi garam dan terang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Marcelino/Katoliknews
Komentar