Katoliknews.com – Bertempat di Lembaga Daya Darma (LDD) Katedral Jakarta, Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia (IBSI) secara khusus yang konsen dalam bidang perdagangan manusia atau human trafficking mengadakan pertemuan.
Tampak hadir para suster dari berbagai kongregasi seperti FSGM, AK, JMJ, FMM, RGS, beserta partner dari JPIC OFM dan JPIC SVD serta beberapa awam.
Dalam presentasinya, Sr Katarina FSGM mengajak Gereja secara umum dan para biarawati secara khusus untuk keluar dari kemapanan.
“Para biarawati mesti berani keluar dari gaya hidup formalis dan rutin,” tegasnya.
“Kita tidak cukup bangun pagi, mandi, brevir, dan seterusnya hingga kembali tidur malam, begitu seterusnya”, lanjutnya.
“Biarawati mesti berani kotor dengan turun ke jalan, membela begitu banyak korban trafficking. Martabat manusia terlalu berharga, kita tidak bisa menutup mata terhadap rusaknya martabat manusia. Untuk itu kita berani kotor” sambungnya.
Sr. Katarina mencontohkan petistiwa yang baru terjadi pada 7 April 2016 kemarin.
Seorang TKW asal Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara diberitakan meninggal dengan kondisi yang tragis.
Dolfina Abuk, nama perempuan itu yg tahun 2013 berangkat mengadu nasib di Malaysia justru kembali sebagai mayat.
Ada dugaan kuat sebagian organ tubuhnya hilang.
Tragis memang. “Tetapi bukan ini satu-satunya, masih banyak terjadi di sekitar kita. Adalah mendesak bagi kita untuk membela kemanusiaan terutama karena manusia adalah citra Allah,” ajaknya.
Charles Talu/Katoliknews
Komentar