Katoliknews.com – Pastor Francesco Marini SX, seorang misionaris yang pernah berkarya di Indonesia meninggal dunia di Parma, Italia pada Selasa, 24 Mei 2016.
Menurut situs resmi Xaverian, www.saveriani.com, Pastor Marini yang dirawat intensif sejak Juli tahu lalu, meninggal karena penyakit yang menyerang sumsum tulang belakangnya.
Imam yang lahir pada 19 September 1940 itu meninggal dalam usia hampir 76 tahun.
Pastor Marini ditahbiskan di Parma pada 17 Oktober 1965. Setelah menyelesaikan studi doktor teologi moral di Universitas Alfonsianum, Roma, ia mengajar di sekolah filsafat dan teologi di Parma pada 1968-1976.
Dari tahun 1976-1983, ia bermisi di Indonesia. Setelah itu, pada tahun 1983 ia diangkat menjadi anggota dewan Kongregasi Xaverian, di mana ia kemudian harus tinggal di Italia.
Pada 1989, ia terpilih menjadi Superior Jenderal atau Pemimpin Umum Xaverian di seluruh dunia. Pada 1996 ia terpilih kembali dan menjabat hingga tahun 2001.
Pada 2003, Pastor Marini kembali berkarya di Indonesia, di mana ia menjadi Rektor Skolastikat Xaverian dan menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta untuk mata kuliah Misiologi.
Pada 2014, ia meninggalkan Jakarta dan kembali ke tanah kelahirannya di Italia karena menderita sakit.
Menurut informasi dari situs para Xaverian di Indonesia, Pastor Marini merayakan 50 tahun imamatnya pada tahun lalu di Santuario St. Guido Maria Conforti, Parma, tepatnya Minggu, 6 Agustus 2015.
Dalam perayaannya kala itu, yang disebut berlangsung sangat sederhana, di mana tidak ada koor meriah, tidak ada dekorasi dan tidak ada pesta meriah, ia memberi pesan penting yang menunjukkan kerendahan hatinya.
“Perayaan ini selain sebagai ucapan syukur, semestinya menjadi kesempatan untuk memohon ampun atas kelalaianku, kelalaian kami dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang seharusnya kami hidupi dan jalani, tapi dalam kenyataannya kami melupakannya.”
Pastor Marini memang dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan mudah berelasi dengan siapa saja.
Selama di Jakarta, ia juga dekat dengan sejumlah kelompok kategorial, termasuk Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan dan Kelompok Sant’Egidio.
Ia juga aktif dan terlibat mendampingi para frater Xaverian dalam sejumlah diskusi dan acara yang melibatkan kelompok lintas agama, terutama di lembaga Indonesia Conference for Religion and Peace (ICRP)
Stefan/Edy/Katoliknews
Komentar