Katoliknews.com – Uskup Emeritus Mgr Patrick F. Flores, Uskup keturunan Meksiko-Amerika pertama di Amerika Serikat, meninggal dunia karena gagal jantung dan pneumonia (paru-paru basah) di Padua, tempat tinggal untuk Imam Katolik yang telah pensiun di San Antonio, Amerika Serikat, Senin, 9 Januari 2017.
Uskup yang pada masa mudanya pernah putus sekolah untuk menjadi buruh tani imigran, dikenal Umat Katolik Keuskupan Agung San Antonio karena dukungannya terhadap pekerja pertanian dan juga hak-hak sipil warga Meksiko-Amerika.
Untuk menghormatinya, Keuskupan Agung San Antonio telah menyiapkan upacara pemakaman yang terbuka untuk umum dan dijadwalkan akan dipimpin Uskup Agung Gustavo Garcia-Siller pada 17 Januari nanti.
Uskup Agung juga akan mengadakan Misa arwah pada 16 Januari di Katedral yang akan diikuti oleh segenap Umat San Antonio.
Sebagaimana dilansir Catholic News Service pada Rabu (11/1), Uskup Agung Los Angeles, Mgr Jose H. Gomez mengisahkan bahwa Uskup Agung Flores adalah seorang teman yang baik.
“Dia adalah mentor dan pelopor serta teladan bukan hanya bagi saya, tapi juga untuk generasi imam Hispanik di Amerika Serikat,” katanya.
Mgr Gomez juga mengatakan bahwa Uskup Agung San Antonio yang pensiun pada tahun 2004 itu tahu benar perjuangan kaum Hispanik di negara tersebut, teman untuk buruh tani serta sosok yang tak ragu memperjuangkan martabat dan hak asasi manusia.
“Dia mengajarkan kepada kita semua untuk menjaga budaya dan tradisi serta mendorong kita untuk tetap mempertahankan norma dan nilai yang ada di masyarakat,” lanjutnya.
Uskup Agung Flores yang lahir di Ganado, negara bagian Arizona, AS adalah salah satu dari sembilan anak, waktu kecil ia dipanggil “Ticho” oleh keluarganya.
Salah seorang adiknya, Mary Moreno, mengisahkan kepada Today’s Catholic, surat kabar Keuskupan Agung San Antonio, pada tahun 2004 Mgr Flores sering berjalan naik dan turun jalan di depan rumah keluarga besarnya sambil berdoa rosario.
“Dia selalu dekat dengan Tuhan. Dia juga memiliki sisi unik, ia pandai bernyanyi dan lincah memainkan sejumlah alat musik,” kata Marry.
Mgr Patrick F. Flores ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1956 di Keuskupan Galveston-Houston dan diangkat menjadi uskup pembantu San Antonio pada tahun 1970.
Delapan tahun kemudian, ia ditahbiskan sebagai uskup El Paso, dan pada tahun 1979, ia diangkat menjadi Uskup Agung San Antonio.
Ia adalah salah seorang anggota Departemen Konferensi Imigrasi dan Pengungsi Katolik AS, ketua Gereja di Komite Nasional Konferensi Waligereja Katolik Amerika Latin, dan Ketua Komite Penasehat Tentang Hak Sipil di Texas.
Pada tahun 1987 ia menyambut Mendiang Paus Yohanes Paulus II di San Antonio sebagai bagian dari tur sembilan kota Sri Paus.
Misa penyambutan kepada Paus dihadiri oleh ratusan ribu Umat Katolik di San Antonio dan hingga sekarang tercatat sebagai misa penyambutan Paus dengan jumlah Umat terbanyak untuk ukuran negara bagian di AS.
Pernah dalam sebuah wawancara dengan Today’s Catholic tepat sebelum ia pensiun dari Uskup pada tahun 2004, ia mengatakan bahwa hal yang paling ia cintai semasa hidupnya yaitu keputusan serta kehidupannya sebagai seorang Imam.
“Saya telah menghabiskan 48 tahun sebagai seorang imam, dan saya mencintai itu semua. Jika saya memiliki kesempatan untuk mulai dari awal lagi, saya tidak akan ragu-ragu. Tapi saya benar-benar menemukan kepuasan besar dengan hanya menjadi Imam. Menjadi Uskup hanya bonus dari Tuhan,” kata Mgr Flores kala itu.
“Saya telah menemukan itu, sangat menantang namun sangat memuaskan. Jadi saya sudah senang dan itu akan terus menjadi sebuah bahagia tersendiri,” tambahnya.
Setelah pensiun Mgr Flores tinggal sebentar di Casa de Padres, tempat tinggal bagi para pensiunan Imam keuskupan agung itu, tetapi ia menghabiskan beberapa tahun terakhir di Padua, yakni tempat khusus bagi para Imam yang membutuhkan perawatan medis.
Yohanes Trisno/Katoliknews
Komentar