Katoliknews.com – Kongregasi Vatikan bagi Penyebab Penganugerahan Gelar Orang Suci meminta para para suster dari Kongregasi Para Pelayan Maria untuk Orang Sakit memulai proses pengumpulan informasi – bersama dengan keuskupan Portugis di Porto – terkait kemungkinan proses beatifikasi Sr. Maria Antónia Pinho, yang dibunuh bulan lalu ketika melawan upaya pemerkosaan oleh seseorang yang baru saja dia bantu.
Menurut situs CM TV, Muder Inês Flores Vasques, pemimpin umum kongregasi tersebut mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk memikirkan proses beatifikasi, tetapi dia menekankan fakta bahwa Sr. Antónia memang terbunuh ketika menjalankan misinya, demikian menurut Aleteia.org, Jumat, 25 Oktober 2019.
Kejahatan Sadis
Maria Antónia Pinho, 61 tahun, akrab dipanggil Sr. Tona.
Dia ditemukan tewas pada 8 September, dengan tanda-tanda kekerasan seksual dan sesak napas di rumah seorang mantan napi bernama Alfredo Santos.
Sebelumnya biarawati itu membonceng Alfredo dengan sepeda motor ke rumahnya Alfredo. Ibu dari Alfredo adalah rekan kerja Sr Tona, yang sama-sama memberi pelayanan bagi orang sakit dan lanjut usia.
Setibanya di rumah Alfredo, Sr Tona ditawari secangkir kopi. Segera setelah itu, Alfredo mencoba memperkosanya. Biarawati itu melawan. Namun, Alfredo mencekiknya dengan benda yang dikenal sebagai mata leão (pembunuh singa) yang kemudian merenggung nyawa Sr Tona.
Setelah itu, si pembunuh membawanya ke tempat tidur dan memperkosanya.
Alfredo -sekarang dalam tahanan – merupakan pecandu narkoba. Ia baru saja mendapat pembebasan bersyarat, setelah ia menjalani hukuman penjara 16 tahun karena dua kejahatan pemerkosaan.
Beberapa hari sebelum dia membunuh Sr. Tona, dia sempat mencoba memperkosa seorang wanita berusia 20 tahun, sebuah surat perintah telah dikeluarkan untuk penangkapannya, tetapi dia belum berhasil ditangkap.
Seorang Biarawati yang Setia
Sr. Tona adalah seorang perawat, dan berada di kota São João da Madeira, Portugal, untuk merawat ibunya sendiri, bersama dengan orang-orang tua yang sakit dan lanjut usia.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar O Regional tiga hari sebelum dibunuh, dia telah berbicara tentang panggilannya dan mengatakan bahwa dia selalu tahu apa panggilannya: “Saya tidak pernah ragu. Saya selalu memiliki keinginan untuk membantu orang sakit. Saya hanya tahu bahwa saya ingin menjadi biarawati, dan bahwa saya akan menjadi biarawati selamanya. ”
Dia juga berbicara tentang selibat, keutamaan-keutamaan, dimana ia memaknai hidupnya sebagai hadiah kepada Tuhan.
António Gomes Costa, orang yang mewawancarainya berbicara kepada situs Contacto dan menggambarkan sosok biarawati tersebut: “Sr. Tona selalu tersenyum. Saya akan selalu mengingatnya seperti itu. Pandangannya mengungkapkan hasrat dan cintanya pada pilihan yang telah ia jalani selama hampir 40 tahun.”
Sr. Tona juga dikenal sebagai “Biarawati Radikal” karena ia selalu bepergian dengan sepeda motor, hal yang membuatnya lebih mudah untuk melakukan kunjungan kepada orang-orang sakit.
Kematiannya merupakan kejutan bagi orang-orang yang ia layani.
Komentar