Katoliknews.com – Suster Skolastika HK tampak tidak bisa menyembunyikan rasa duka mendalam atas kepergian Uskup Emeritus Mgr Andreas Hendrisoesanto SCJ.
Usai Misa arwah di Gereja Katedral Jakarta, Kamis malam, 10 Maret 2016, suster yang sangat dekat dengan Mgr Hendri itu menuturkan kenangan manisnya kepada Katoliknews.com.
Hal yang selalu ada dalam memorinya adalah soal kesamaan tanggal lahir mereka, yakni, 7 Juni.
Ketika Sr Skolastika berkarya di Lampung, beberapa kali ia merayakan ulang tahun bersama almarhum.
Suster ini memang biasa menyiapkan makanan siang untuk sang uskup. Dan ketika hari ulang tahun tiba, ia selalu mendapat ucapan dari Mgr Hendri.
Saat Sr Skolastika berpindah tugas ke Jakarta, ucapan selamat ulang tahun, tetap disampaikan Mgr Hendri lewat telepon seluler.
“Skolastika, selamat ulang tahun bagimu. Saya sudah mendoakanmu dari sini. Kamu sudah mendoakanku?” begitu kata-kata yang kerap disampaikan Mgr Hendri.
Kenangan indah itu berubah menjadi air mata, ketika pada akhir Februari lalu, Sr Skolastika mendengar kabar tentang penyakit yang tengah menimpa Mgr Hendri.
Pada Selasa sore, 8 Maret, ia bertambah sedih saat mendapat kabar bahwa Mgr Hendri dalam kondisi tak sadar. Ia pun segera bergegas menuju ruang ICU di RS Carolus.
Beberapa jam kemudian, tiba-tiba Mgr Hendri bisa bangun dan sempat menyapanya.
Namun, berbeda dengan dahulu. Kali ini, ia disapa dengan suara yang kecil.
Terharu dengan keadaan itu, lantas Sr Skolastika memilih untuk menjaganya pada Hari Rabu, sehari sebelum kepergian beliau untuk selamanya, pada Kamis 10 Maret.
Keduanya sempat hampir bertegur sapa kembali saat almarhum coba bangkit dari tempat tidurnya dengan tenaga yang tersisa.
“Bapa uskup istirahat saja, bapa uskup sedang sakit. Jangan dipaksa,” bisik suster saat melihat Mgr Hendri berusaha bangun.
Namun, kata-kata itu tidak dijawabnya seramah dulu. Dia menanggapinya dengan cara baru.
“Dia tidak bersuara, tapi malah memberkati saya empat kali, meski tangannya sudah sudah gemetaran.”
Sehari setelah komunikasi singkat itu, sang suster mendengar kabar bahwa teman ulang tahunnya sudah tiada. Tetesan air matanya pun tak sadar turun membasahi pipi.
Meski dalam pilu, namun Sr Skolastika melanjutkan ceritanya.
“Tahun 2008, kami se-komunitas dari Jakarta, diundangnya mengadakan acara Natal bersama di Lampung. Hal itu pun dibalasnya dengan selalu singgah di komunitas kami, di Balaraja, Tangerang, jika beliau datang ke Jakarta”.
Seakan tak kuat melanjutkan ceritanya, ia pun mendaraskan lantunan doa harapan bagi almarhum.
“Semoga bapa uskup memperoleh kebahagiaan, seperti yang dijanjikan Yesus,” imbuhnya.
Jika dulu, sang uskup kerap mengirim pesan dan mendoakannya di hari ulang tahun, kini dia berharap agar Mgr Hendri selalu mendoakannya setiap hari agar tetap setia menjalankan panggilan hidup sebagai biarawati.
Bartolomeus Robianto/Katoliknews
Komentar