Berita Terkait Gereja Katolik
Selasa, 31 Januari 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Berita Terkait Gereja Katolik
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Pilihan Editor

Membuka Telinga bagi Sesama yang Menderita

11 Maret 2016
in Pilihan Editor
0
Membuka Telinga bagi Sesama yang Menderita

Oleh: Frans de Sales SCJ

Ketika ada sesama Anda yang mengalami kegalauan dalam hidupnya, apa reaksi Anda? Anda biarkan saja atau Anda membuka hati dan telinga Anda untuk mendengarkan keluh kesahnya?

Seorang anak merasa galau dalam hidupnya. Soalnya adalah kedua orangtuanya menganggap remeh terhadap dirinya. Padahal ia adalah anak kandung kedua orangtuanya. Selama hidupnya, ia juga selalu melakukan hal-hal yang terbaik bagi dirinya dan orangtuanya. Karena itu, ia merasa heran mengapa orangtuanya tidak mau mendengarkan dirinya.

Suatu hari, ia meminta kepada ibunya, “Ibu, dengarkan aku sekali ini saja.”

BacaJuga

Namun tidak ada jawaban yang ia dapatkan. Justru ibunya memarahi dirinya. Ia tidak ingin mengdengarkan suara anaknya. Anak itu menjadi semakin galau. Sebagai manusia, ia ingin didengarkan. Ia bukan sekedar sebuah patung. Ia seorang manusia yang bermartabat. Ia tidak mau berputus asa.

Ia mendatangi ayahnya. Ia bertanya, “Ayah, ayah mau mendengarkanku kan?”

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang ayah. Air mata mengalir dari mata sang anak. Ia telah memohon untuk didengarkan, tetapi tak ada sebuah telinga pun yang terbuka bagi dirinya. Ia bertanya dalam hati, apa yang telah terjadi dengan dirinya. Ia pun termenung, merefleksikan persoalan yang sedang dihadapinya.

Kesimpulan yang ia temukan adalah ia seorang anak yang lemah dan juga selalu gagal dalam banyak hal. Dia sudah melakukan yang terbaik, namun tak kunjung mendapatkan hasil yang baik. Akibatnya, tak seorang pun mau mengakui keberadaannya.

Berada dalam situasi tidak didengarkan merupakan suatu pukulan besar bagi diri seseorang. Orang merasa tidak dimanusiakan. Orang merasa seperti robot atau patung. Orang merasa tak berguna dan juga merasa tersisih. Tidak ada ruang baginya untuk bisa mengungkapkan pendapat.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantisa memasang telinga bagi orang lain. Banyak orang mengalami berbagai persoalan dalam hidupnya. Mendengarkan persoalan mereka berarti kita menerima kehadiran mereka sebagai manusia. Mendengarkan orang lain berarti kita juga menghargai kehadiran mereka.

Orang beriman mesti selalu menyediakan telinganya untuk sesamanya. Telinga yang selalu terbuka berarti juga orang memiliki kepedulian yang besar terhadap sesamanya. Orang tidak hanya membiarkan telinganya dimasuki oleh suara-suara. Lebih dari itu, orang sungguh-sungguh memasang telinganya bagi sesamanya itu. Mengapa? Karena sesama itu bukan sekedar patung atau boneka. Mereka adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.

Kita mesti ingat bahwa orang yang merasa tidak berguna sering mengakhiri kehidupannya. Mereka berpikir bahwa kematian adalah jalan terbaik, karena orang lain tak lagi menghargai kehadiran mereka. Untuk itu, memasang telinga sejenak saja untuk sesama kita akan sangat berguna dan berharga. Pertama-tama, kita menyelamatkan sesama itu dari kematian. Kedua, kita memberikan rasa optimis baginya dalam menjalani hidup ini.

Mari kita tetap memasang telinga bagi sesama yang sedang berada dalam kegalauan hidupnya.

Dengan demikian, kita dapat menyelamatkan jiwanya. Tuhan memberkati.

Tags: mendengar sesama
Artikel Berikut
Keuskupan Agung Seoul-Korea Utus Lima Misionaris Tahun Ini

Keuskupan Agung Seoul-Korea Utus Lima Misionaris Tahun Ini

Statistik: Masa Depan Gereja Katolik Ada di Asia dan Afrika

Statistik: Masa Depan Gereja Katolik Ada di Asia dan Afrika

Komentar

Artikel Terkini

Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik

Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik

1k
Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

1k
Profil Mgr. Yanuarius You, Orang Asli Papua yang Ditahbiskan Uskup pada 2 Februari Mendatang

Profil Mgr. Yanuarius You, Orang Asli Papua yang Ditahbiskan Uskup pada 2 Februari Mendatang

1k
Paus Fransiskus: Homoseksualitas “itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa”

Paus Fransiskus: Homoseksualitas “itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa”

1k
HUT Ke-43 Gereja Katolik Nanga Kantuk: Jadilah Berkat dan Biarkan Tuhan Tersenyum

HUT Ke-43 Gereja Katolik Nanga Kantuk: Jadilah Berkat dan Biarkan Tuhan Tersenyum

1.1k
Bagaimana Paus Fransiskus Memandang Pekerja Seks

Paus Fransiskus Sebut Khotbah yang Panjang sebagai ‘Bencana’, Paling Lama Sepuluh Menit

1.8k
Berita Terkait Gereja Katolik

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik
  • Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In