Katoliknews.com – Kelompok Islam moderat yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) ikut mendukung harapan Pemuda Katolik agar Paus Fransiskus bisa datang ke Gunungkidul saat berkunjung ke Indonesia pada 2017 mendatang.
BACA: Pemuda Katolik Berharap Paus Kunjungi Gunungkidul Saat Hadiri AYD
Paus Fransiskus memang dikabarkan akan hadir di Indonesia untuk merayakan Hari Pemuda Sedunia ke-7 (7th Asia Youth Day) di Yogyakarta. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Indonesia di Vatikan, Antonius Agus Sriyono awal Februari lalu.
“Pak Presiden Jokowi rencananya akan berkunjung ke Vatikan pada September-Oktober, lalu diikuti kunjungan Paus tahun depan ke sini (Indonesia) untuk Asian Youth Day,” kata Agus.
Amminuddin Aziz, Wakil Ketua GP Anshor mengatakan, jika jadi ke Indonesia, Paus diharapakan bisa datang ke Gunungkidul.
“Saya menyambuat sukacita jika Paus Fransiskus berkunjung ke Gunungkidul. Jika ikuti pemberitaan di media, kedatangan Paus Fransiskus selalu membawa kebaikan dan perubahan,” kata Aziz, Selasa (15/2/2016).
Ia meyakni, kedatangan Paus Fransiskus menjadi berkah dan keuntungan berlipat bagi warga Gunungkidul. Aziz juga menyebutnya sebagai suatu kehormatan bagi warga di kabupaten termiskin di DIY tersebut, jika Paus berkenan menyambangi mereka.
“Gunungkidul yang miskin akhirnya mendunia karena Paus dan saya meyakini kemiskinan Gunung Kidul akan terhapus dengan kehadiran Paus,” katanya.
Aziz yang merupakan aktivis Forum Lintas Iman Gunungkidul itu juga menawarkan beberapa pondok pesantren yang cocok untuk dikunjungi Paus.
“Ada beberapa ponpes yang memang sudah biasa menjadi tempat live-in bagi calon biarawan-biarawati, juga pendeta dan calon bikku,” ujar Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Gunungkidul ini.
GP Anshor, katanya, bersedia menyukseskan pelaksanaan AYD 2017 mendatang.
Sebelumnya, harapan agar Paus bisa hadir di Gunungkidul disampaikan oleh aktivis kaum muda Katolik.
“Sangat setuju jika Paus Fransiskus bisa dihadirkan di tengah masyarakat Gunungkidul. Paus dapat bertemu dengan warga pedesaan yang kultur budayanya masih kental,” kata Hendri, mantan ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (PMKRI) Yogyakarta.
Aria/Katoliknews
Komentar