Katoliknews.com – Para cendekiawan Katolik di Papua yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Papua (ICAKAP) menggelar perayaan Paskah dengan nuansa Papua di Auditorium Universitas Cenderwasih Jayapura pada Senin, 28 Maret 2016.
Acara ini yang dihadiri sedikitnya 3.000 orang dilakukan untuk kebangkitan jiwa dan roh dari seluruh umat Katolik di tanah Papua, terutama yang berdomisili di Tanah Tabi bersama dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Ketua Dewan Penasehat ICAKAP, Aloysius Giyai mengatakan, pihaknya memfasilitasi Paskah nuansa Papua dengan menaungi semua etnis dan suku di Tanah Papua.
“Paskah Nuansa Papua ke-XII tahun 2016 ini kita laksanakan bagaimana ciri khas umat orang asli Papua, terlebih khusus dari Gereja Katolik menunjukkan dan menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan atas kebangkitan Tuhan Yesus setelah melalui penderitaan dalam memikul salib, wafat dan bangkit pada hari yang ketiga,” katanya sebagaimana dilansir Tabloidjubi.com.
Ia menjelaskan, ini adalah satu ungkapan yang dibuat oleh pihaknya kepada seluruh umat teristimewa kepada semua suku-suku yang ada di Papua supaya kemuliaan bagi Tuhan tampak.
“Di balik itu adalah ada makna yang terdalam. Adalah, bagaimana umat orang asli Papua kebangkitan ini juga menjadi satu kebangkitan membawa visi, visioner, revolusioner dan transformasi tapi lebih penting juga bagaimana introspeksi diri,” ujarnya.
Ia melanjutkan belakangan ini semangat umat asli Papua makin terkikis. “Sebenarnya, ini tidak boleh terjadi,” katanya.
Ia pun berharap Paskah Nuansa Papua menjadi momen kebangkitan bagi umat Katolik di tanah Papua, sebab di mata Tuhan kita semua sama.
Uskup Keuskupan Jayapura melalui Pastor Dekan Dekenat Jayapura, RD. Andreas Trismadi, Pr. mengatakan, jika kita hidup, kita bisa berbagi. Kalau kita berbagi berarti kita sedang bermisioner.
“Keuskupan Jayapura mengajak semua umat Katolik untuk bermisioner, artinya berbagi. Bangkit sungguh bangkit, berbuat sesuatu yang baik. Itu harapan dari gereja Katolik Keuskupan Jayapura,” kata RD Trismadi.
Pastor Trismadi mengatakan, peran yang diberikan Keuskupan Jayapura untuk pemuda dalam penggembalaan iman Katolik ialah diajak untuk ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara atau bela negara, maupun ambil bagian dalam hidup menggereja.
“Melalui ambil bagian itu, orang muda Katolik diajak semakin aktif, kreatif dan inovatif dengan pribadi yang aktif. Maka, dengan bangkit itu sungguh-sungguh paskah ini sungguh amat terjadi di dalam kehidupan orang muda,” katanya.
Maka dari itu, Pastor Paroki Gembala Baik Abepura itu berharap paskah menjadi pintu masuk untuk menyadarkan diri, bahwa pribadi kita harus berperan aktif sebagai orang muda untuk mewujudkan harapan bangsa, harapan daerah yang maju, yang makmur, yang adil dan yang beradab.
Ketua panitia pelaksana Paskah Nuansa Papua, Vinsensius Lokobal mengatakan, pihaknya mengangkat tema ‘Berdirilah Teguh dan Giatlah Dalam Pekerjaan Tuhan’ dalam perayaan tersebut.
“Sepantasnya kita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus dengan terus berusaha untuk menjadi manusia yang baru. Yang terus menerus diperbaharui. Sebagaimana ICAKAP Papua berhasil membuahkan beberapa kader di beberapa instansi yang tersebar di tanah Papua,” kata Lokobal.
Menurutnya, dalam mengembang tugas sebagai panitia selama dua bulan dan enam puluh satu hari, sejak dibentuk pada akhir bulan Januari 2016 hingga puncak perayaan paskah nuansa Papua ini.
“Maksud dari paskah ini adalah sebagai wujud dan syukur memperingati sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan tujuan, membina perserikatan iman umat katolik kepada Allah melalui pelayanan dan kerja sama serta partisipasi di dalam gereja dan bangsa,” katanya.
Tabloidjubi.com/Katoliknews
Komentar