Katoliknews.com – Pengurus Gereja Katolik Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun, Klaten melaporkan terjadinya peristiwa perusakan Patung Yesus dan Bunda Maria di dalam Gereja mereka oleh orang tidak dikenal pada Selasa, 9 Agustus 2016.
“Patung Yesus dipecah dan Patung Bunda Maria dibuang ke sungai,” kata Iwan Purwoko salah satu pengurus Gereja, seperti dikutip Netralitas.com.
Peristiwa itu, kata dia, terjadi antara pukul 13.00-15.00 WIB .
Gereja Katolik ini terletak di Dusun Minggiran, Plawikan, Jogonalan, Klaten Jawa Tengah.
Samping Gereja adalah sebuah sungai yang cukup besar dimana hulu sungai berada di Gunung Merapi.
Ia menyatakan belum bisa dijelaskan motif pelaku, karena pihak Gereja sedang menyelidiki kejadian tersebut dan memintra semua umat supaya tenang.
Sementara itu seorang warga sekitar Gereja Santo Yusuf Pekerja yang enggan disebut namanya, menyatakan perusakan ini diduga dilakukan kelompok-kelompok radikal yang ingin memicu konflik SARA.
“Kejadiannya siang hari ini menunjukkan kelompok radikal ini secara terang-terangan ingin memancing kemarahan dan konflik,” kata warga yang tinggal tidak jauh dari Gereja kepada Netralitas.com.
Ia menyatakan, aksi-aksi ini memiliki kaitan dengan rentetan peristiwa lain yakni ketidakpuasan pada pembangunan tempat peristirahatan Griya Samadi milik Romo Gregorius Utomo yang berada di Desa Rejoso, Jogonalan Klaten yang segera akan diputuskan oleh Pemda Klaten.
Rumah milik Romo Utomo yang sudah puluhan tahun dipakai untuk berbagai kegiatan, berdiri cukup lama di atas lahan 3800 m² di tengah kampung desa Rejoso, Jogonalan, Klaten sampai saat ini masih disegel satpol PP.
Griya Samadi ini lokasinya tidak jauh dari Gereja Katolik Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun.
“Ini (rumah Romo Gregorius Utomo) sebentar lagi akan diputuskan oleh Pemda Klaten,” kata sumber itu.
Edy/Katoliknews
Komentar