Katoliknews.com – Ahmad Nurcholish, seorang intelektual Muslim menyebut Romo Franz Magnis-Suseno S – , imam yang pada pekan lalu mendapat penghargaan karena komitmennya dalam dialog antaragama – sebagai sosok penting bagi Indonesia.
Ia pun menyebut Romo Magnis sangat layak mendapatkan penghargaan Matteo Ricci I Award itu yang diberikan oleh Universitas Sacro Cuore di Milan, Italia pada Senin, 21 November lalu.
“Kiprahnya bagi kemanusiaan memang sangat nyata, terutama melalui tulisan-tulisannya yang memperkaya perspektif,” kata Nurcholis sebagaimana dilansir Ucanews.com.
“Dalam isu-isu kontemporer, ia juga kerap melontarkan kritik sosial, khususnya terkait radikalisasi agama dan intoleransi,” katanya.
Menurut Nurcholish, Magnis hendak mengembalikan fungsi agama sebagai sumber nilai luhur yang membuat penganutnya bisa selalu mengasihi sesama, tanpa melihat latar belakang suku maupun agama.
“Hidupnya juga sangat sederhana, rendah hati dan selalu terbuka bagi siapa saja,” katanya.
Sementara itu, Pendeta Palti Panjaitan, ketua Solidaritas Korban Tindak Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (Sobat KBB) menyebut Romo Magnis sebagai sosok yang melampaui sekat-sekat identitas.
“Ia tidak berpikir dan bertindak sektarian. Ia sosok yang sudah diterima semua orang karena ia berjuang untuk kepentingan semua,” katanya.
Ia juga menyebutnya sebagai “filsuf yang kritis dan memberi pencerahan.”
Romo Magnis dikenal sebagai Profesor Emeritus di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, di mana ia pernah menjadi rektor di kampus itu pada 1988-1998.
Imam ini lahir di Jerman dan datang ke Indonesia tahun 1961. Tahun 1977, ia mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia.
Hingga kini ia menulis 39 buku dan 600 artikel, dengan fokus pada tema-tema etika, filsafat politik dan filsafat ketuhanan.
Ia aktif terlibat dalam dialog antaragama dan seringkali menjadi anggota delegasi resmi pemerintah Indonesia dalam acara dialog di negara lain.
Katoliknews
Komentar