Katoliknews.com – Rektor Universitas Katolik Kinshasa dan mantan Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Kongo, Mgr Leonard Santedi Kinkupu mengungkapkan kebahagiaannya setelah Konferensi Wali Gereja Kongo mampu menjadi penengah bagi pihak Pemerintah dan pihak Oposisi di negara tersebut, Sabtu, 31 Desember 2016.
Sebagaimana dilansir Catholic News Service, Mgr Kinkupu mengajak semua warga Kongo untuk menghormat langkah besar ini, buah dari dialog yang diatur oleh Gereja.
“Menjadi sebuah negara Katolik telah memberi kita keuntungan lebih-lebih bagi sebagian negara di Afrika yang masih jauh dari perdamaian. Gereja wajib membawa perdamaian,” katanya.
Mgr Kinkupu mengatakan, baik pihak Pemerintah dan terutama pihak Oposisi sangat berterima kasih karena Gereja Katolik di Kongo bersedia menjadi mediator untuk mereka.
“Gereja akan selalu terlibat langsung dalam urusan perdamaian dan bersedia menjadi mediator untuk sebuah negosiasi. Kami sekarang memiliki kesempatan nyata agara kekerasan dapat dihentikan di negara kita, dan ini adalah mengapa semua orang menyambut keterlibatan gereja dalam menawarkan harapan perdamaian,” katanya.
Pada bulan Agustus 2016, Konferensi Waligereja Kongo memberikan tawaran mediasi setelah pemimpin oposisi menuduh pihak pemerintah menunda pemilihan umum secara sepihak.
Namun, upaya mediasi tersebut tak ditanggapi, bahkan kekerasan di negara tersebut semakin memburuk.
Kongo dikenal dengan mineralnya yang melimpah. Kebijakan pengolahan mineral yang dilakukan pemerintah sering tak disetujui oleh rakyat dan mendorong mereka untuk melakukan pembertontakan.
Sedikitnya ada enam juta warga Kongo yang tewas dalam perang antara pemberontak dan pemerintah selama periode 1993-2006.
Belasan tahun terakhir kondisi di negara tersebut membaik, namun masih saja ada pihak pemberontak yang tidak menyetujui kebijakan pemerintah, terutama dalam mengolah sumber daya alam.
Katoliknews/Yohanes Trisno
Komentar