Katoliknews.com – Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil, Pr mendeklarasikan gerakan Tungki Api “Stop Jual Tanah” di Modio, distrik Mapia Tengah, Dogiyai, Papua pada Senin, 26 Juni 2017.
Ia mengatakan, di atas bumi Papua terutama di wilayah yang dipimpinnya ada banyak kekayaan yang harus dijaga dan dilindungi oleh umat Katolik Timika.
“Stop jual tanah berarti menyelamatkan hidup kita dan generasi penerus. Karena orang asli Papua (OAP) tak bisa hidup tanpa tanah, walaupun banyak uang,” kata Mgr Saklil, sebagaimana dilansir Jubi Papua.
Ia menambahkan, masyarakat tidak boleh menjual tanah agar tidak kehilangan harta benda berharga para pendahulu yang akan menyulitkan anak cucu mereka di kemudian hari.
“Jaga baik dari ancaman jual beli tanah yang semakin marak dilakukan pemilik tanah dan menjadi kebiasaan baru. Tanah adalah mama yang memberi hidup seperti lazimnya dinasehati lelulur,” tegas dia.
Mantan Pastor Dekan Dekenat Paniai ini menjelaskan, tanah juga adalah sumber uang, tapi bukan dengan cara dijual.
“Apabila tanah dijual maka kita jual sumber uang. Gerakan tungku api tidak sebatas melingdungi tetapi bagimana menggelolanya,” ucapnya.
Uskup Saklil memprediksikan, bahwa dikala OAP tidak memiliki tanah maka OAP akan menjadi miskin dan melarat, bahkan akan punah dari negerinya sendiri.
“Untuk itu, saya minta jangan berkeliaran di kota-kota besar, seperti Nabire, Jayapura maupun Jakarta. Tapi harus mengelolah tanah menanam, beternak dan lainnya. Tanah dan segala isinya bukan barang jual beli. Mari kita bersama-sama jaga tanah agar berguna bagi anak cucu sampai selama-lamanya. Caranya setiap kepala keluarga harus satu tungku api,” tutup Mgr Saklil.
JTP/Katoliknews
Komentar