Jakarta, Katoliknews.com – Romo Franz Magnis Suseno menegaskan, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara dilandasi oleh berbagai perbedaan. Namun, perbedaan itu bergabung menjadi satu Indonesia.
“Sejak Sumpah Pemuda sudah saling menerima dalam perbedaan identitas masing-masing,” katanya dalam Simposium Nasional Kebangsaan “Merekonstruksi Kedaulatan NKRI Dengan Kembali ke Pancasila dan UUD 1945” di Cawang, Jakarta Timur, seperti dilansir Metrotvnews.com Jumat 18 Agustus 2017.
Menurut pengajar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara itu, tidak mudah mempersatukan berbagai etnis, ras, agama, dan budaya menjadi satu. Namun, dengan Pancasila, mereka mau bersatu.
Dalam Pancasila, semua etnis, agama, dan ras dihormati dan ditampung. Sila ketiga “Persatuan Indonesia” jadi satu identitas bersama Indonesia.
“Pancasila sangat penting menegaskan kita tidak membedakan antara yang banyak dan yang sedikit. Melainkan masyarakat Indonesia sama-sama memiliki negara ini,” tegasnya.
Namun, katanya, kondisi itu kini berubah. Akhir-akhir ini, kelompok yang mengatasnamakan mayoritas memaksakan diberi kedudukan tertentu. Hal ini akan menimbulkan kelompok identitas lain merasa tidak dihormati.
“Dan itu lama-lama akan menggerogoti tekad untuk bersama dalam bangsa Indonesia. Orang mau bersama dalam perbedaan karena merasa dihormati dalam identitas,” tutupnya.
Metrotvnews/j-aR/Katoliknews
Komentar