
BOGOR – Ketua Umum Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa mendorong pemuda untuk berani mewujudkan persatuan yang merupakan makna dari Hari Sumpah Pemuda di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dan beraneka ragam. Untuk itu, menurut Karolin, perlu sikap saling menerima, menghargai dan membangun komunikasi yang dialogis.
“Persatuan sangat penting di tengah bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Dengan persatuan, tidak berarti kita meniadakan perbedaan-perbedaan yang ada, tetapi kita mengelolah perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan,” ujar Karolin di sela-sela Acara Rapimnas II Pemuda Katolik di Hotel Padjajaran Suiter, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/10).
Sudah saatnya, kata dia, kita tidak perlu lagi mempertanyakan mengapa kita berbeda, baik suku, agama, ras, tetapi mari kita saling merangkul untuk bersatu membuat Indonesia lebih baik. Sebab, perbedaan merupakan sebuah kekuatan.
“Dalam konteks inilah, semangat Sumpah Pemuda menemukan maknanya kembali. Semangat persatuan, yang membuat para pemuda yang beragam suku, agama, dan rasnya, berani menyatakan komitmennya untuk bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia,” jelas bupati Landak, Kalimantan Barat itu.
Semangat persatuan ini, lanjut dia, juga mengantar bangsa Indonesia menjadi merdeka. Dengan berbagai keterbatasan, para pejuang dan tokoh-tokoh nasional bersatu untuk mendirikan bangsa Indonesia.
“Mereka tidak memikirkan kelompoknya, tetapi lebih memikirkan Indonesia. Mereka telah melepaskan egonya masing-masing untuk berjuang bersama demi kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Bupati Landak ini.
Saat ini, tutur Karolin, pemuda sudah diwarisi oleh semangat persatuan. Namun, dia mengingatkan jangan sampai semangat persatuan hanya menjadi warisan, yang selalu dibanggakan, tetapi tidak pernah diwujudkan oleh pemuda dalam membangun bangsa dan menghadapi berbagai macam ancaman dan tantangan.
“Bagi pemuda, ini saat mewujudkan semangat persatuan untuk melawan radikalisme dan intoleransi. Pemuda harus menjadi garda terdepan lawan kelompok-kelompok radikal dan intoleran, yang berupaya menggantikan dasar negara, Pancasila, UUD 1945 dan menghancurkan NKRI,” tegas dia.
Karolin pun berharap, melalui kegiatan Rapimnas II Pemuda Katolik, para kader bisa kembali berani mengaktualisasikan semangat persatuan untuk menjaga agar Pancasila dan UUD 1945 tetap tegak serta NKRI tetap utuh dalam semangat keberagaman.
“Kita ber-rapimnas mulai 27 sampai 29 Oktober 2017 dan berharap membangkitkan semangat persatuan sebagai wujud menghidup semangat Hari Sumpah Pemuda. Semoga setelah Rapimnas ini, kader-kader kita pro-aktif menjaga persatuan dan kesatuan,” pungkas dia.
Sebagai diketahui, Rapimnas bertemakan “Konsolidasi dan Kaderisasi untuk Mewujudkan Kader yang 100% Katolik dan 100% Indonesia” dihadir seluruh Pimpinan Daerah Pemuda Katolik di seluruh Indonesia.
Pada saat acara pembukaan Rapimnas, hadir Staf Ahli Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayan Puan Maharani, Ghafur Dharmaputra, Menteri ESDM Ignatius Jonan, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, dan Pastor Moderator Pemuda Katolik Johanes Hariyanto SJ.
j-aR/Katoliknews
Komentar