Katoliknews.com – Kardinal Michael Czerny yang dipandang sebagai orang penting Paus Fransiskus di bidang lingkungan hidup mengatakan dalam sebuah pidato di Universitas Gonzaga di Spokane, Washington, minggu lalu bahwa universitas, terutama universitas Katolik, memiliki peran besar dalam merawat bumi, “rumah kita bersama.”
Berbicara di almamaternya itu, Kardinal Jesuit itu mengatakan, umat Katolik dipanggil untuk merayakan alam sebagai “ekspresi cinta yang personal dari Tuhan yang menjadikan alam semesta”.
“Paus Fransiskus mengundang kita untuk mengikuti Santo Fransiskus dari Assisi dalam membenamkan diri kita dalam keajaiban dan kekaguman akan alam,” ujarnya pada 9 Maret, seperti dikutip CNA.
Dia menegaskan bahwa sejak penerbitan ensiklik Paus Fransiskus tentang lingkungan tahun 2015, Laudato Si’ (Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama), banyak orang sekarang menerima bahwa sangat penting untuk mengakui keterkaitan dunia dan cara-cara manusia merusak planet ini.
Dalam Laudato Si’, Paus Fransiskus mengkritik apa yang dia gambarkan sebagai “paradigma teknokratis”, di mana manusia menggunakan sains dan teknologi untuk mengeksploitasi alam tanpa tanggung jawab.
Dia juga menentang “budaya membuang” yang tidak memperhitungkan ekosistem makhluk hidup di bumi.
“Kita hanya ada dalam jaringan hubungan,” kata Czerny, dengan Tuhan, dengan sesama kita, dan dengan bumi itu sendiri. Dalam mempromosikan kepedulian terhadap sesama kita, perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati menyediakan model untuk mendobrak sikap kesukuan dan berupaya membantu orang lain.
Dalam pidatonya, Czerny banyak mengutip dari dua ensiklik Paus Fransiskus: Laudato Si’ dan Fratelli Tutti (Tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial).
“Orang miskin” disebutkan 60 kali dalam Laudato Si’, kata Czerny.
Dia menyerukan kepada universitas untuk memberikan “tanggapan yang konkret, visioner, dan berani” terhadap masalah perusakan lingkungan, yang menurutnya berdampak secara tidak proporsional pada orang miskin.
“Masalahnya sekarang bukanlah ketidaktahuan … masalah sebenarnya, sebaliknya, ketidakpedulian dan keputusasaan,” kata Czerny, menambahakn bahwa serentetan bencana terkait iklim dalam beberapa tahun terakhir seperti kebakaran hutan, angin topan, banjir, dan kekeringan telah membantu untuk membuka mata banyak orang terhadap masalah yang dihadapi.
“Kita semua dapat bekerja sama sebagai alat Tuhan untuk menjaga ciptaan, masing-masing sesuai budaya, pengalaman, keterlibatan, dan bakatnya masing-masing,” kata Czerny, “Dialog dan politik yang lebih baik… adalah satu-satunya jalan keluar.”
Dia mendesak universitas-universitas Katolik untuk berhati-hati dalam memerhatikan orang miskin dalam “proyek penelitian, kurikulum pendidikan, program publik, infrastruktur kelembagaan, kebijakan, dan praktik, serta keterlibatan politik dan sosial sebagai perguruan tinggi dan universitas.”
Czerny juga mempromosikan publikasi tentang “Rumah Kita Bersama” yang dikembangkan oleh Vatikan dan Institut Lingkungan Stockholm, serta Landasan Aksi Laudato Si’, sebuah inisiatif yang diluncurkan Paus Fransiskus pada tahun 2021.
Rencana tujuh tahun tersebut memberikan tujuan, proyek, dan gagasan untuk menerapkan kelestarian lingkungan di berbagai sektor Gereja, mulai dari ordo religius hingga sekolah dan rumah sakit Katolik, serta di dalam keluarga. Lebih dari 1.000 institusi pendidikan telah mendaftar untuk rencana tersebut, kata Czerny.
Di atas segalanya, katanya, penting bagi mereka yang bekerja untuk memerangi degradasi lingkungan untuk dapat mengatakan “Gereja kita bersama kita.”
Komentar