Keadaan menyedihkan yang menimpa para penderita gangguan jiwa di Manggarai Barat (Mabar), NTT kembali mengetuk hati Pastor Avent Saur SVD untuk bersuara.
Keluh kesah ini disampaikan Pater Avent kepada Bupati Mabar, Gusti Ch Dula, lewat sebuah surat terbuka kedua yang ditulisnya pada Selasa (23/10) kemarin.
Imam pendiri Kominitas Kasih Insanis (KKI) yang berbasis di Ende ini mengatakan, ia begitu sedih lantaran surat terbuka pertama yang ia kirimkan kepada Dula belum ditanggapi hingga saat ini.
“Dengan hati teriris dan jantung bergetar menyaksikan hebatnya derita saudara kita ini, untuk kedua kalinya, saya mengirim surat terbuka ini buat Bapak Bupati,” kata Pater Avent dalam surat itu.
Ia melanjutkan, sejak menjadi Bupati, Dula belum pernah memberikan sentuhan khusus bagi penderita gangguan jiwa.
“Sudah hampir delapan tahun Bapak memerintah rakyat Manggarai Barat (Mabar). Tetapi sentuhan tangan pengabdian Bapak buat rakyat kita yang menderita gangguan jiwa tak kunjung terasa,” ujarnya.
Buktinya, kata dia, salah satu penderita gangguan jiwa di Kecamatan Welak yang sama sekali tidak diperhatikan pemerintah.
“Lihat saja saudara kita yang satu ini, Dua kaki terpasung di luar kampung, pada gubuk luar biasa, tanpa perawatan medis sedikit pun,” lanjutnya.
Menurut Imam yang bertugas di Ende, NTT ini, pada surat terbuka pertamanya beberapa waktu lalu, ia menulis tentang penderita gangguan jiwa yang sama.
Sayangnya, kata dia, semuanya itu tidak membuahkan hasil.
Padahal, menurut Pater Avent, jika ingin melihat kondisi penderita tersebut, akses jalan ke daerah Welak sebenarnya tidak begitu sulit untuk dilewati.
“Saya membayangkan jalan yang kurang terlalu sulit dalam menggapai saudara-saudari kita yang menderita gangguan jiwa yang hampir terdapat di seantero Mabar,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan, uluran tangan Pemda untuk para penderitan ini pada dasarnya tidak begitu rumit.
Misalnya, kata dia, dengan cara mendayagunakan sejumlah tenaga kesehatan di Mabar untuk melayani para penderita.
“Perawat, dilatih, agar berani mengunjungi dan mendatangkan pasien-pasien gangguan jiwa,” jelas Pater Avent.
Di bagian akhir surat terbuka ini, Pater Avent berharap Dula segera menjumpai relawan kemanusiaan peduli penderita gangguan jiwa, yang menurutnya sudah tersebar di banyak daerah di Mabar.
“Besar harapan, pada suatu waktu nanti, kita berjumpa, berjumpa dengan para relawan kemanusiaan peduli orang dengan gangguan jiwa yang selama ini sudah berjalan-jalan dari kampung yang satu ke kampung yang lain di wilayah Mabar, dan yang juga sudah berkontak dengan beberapa pihak puskesmas, demi mengangkat martabat rakyat yang dililit derita jiwa,” tutupnya.
Katoliknews
Komentar