Katoliknews.com – Di media sosial ramai dibahas soal Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama yang dijabat HM Nur Cholis Setiawan sebagai pelaksana tugas.
Netizen mempertanyakan kenapa posisi itu diisi orang yang tidak beragama sama.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menjelaskan, Nur Cholis Setiawan menjabat sebagai pelaksana tugas karena pejabat sebelumnya memasuki usia pensiun.
“Benar, untuk sementara Dirjen Bimas Katolik, yang sebelumnya dijabat Eusabius Binsasi, karena memasuki usia pensiun sejak Juli 2019, maka diangkat pejabat pelaksana tugas Sekjen Prof Dr Nur Cholis sampai ada pejabat yang baru secara definitif,” kata Zainut, Sabtu, 8 Februari 2020.
“Sebelum Pak Nur Cholis bahkan pelaksana tugas dijabat oleh Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin,” sambungnya, seperti dikutip Detik.com.
Zainut menerangkan fungsi pelaksana tugas hanya bersifat administratif dan tidak boleh mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis.
Jadi, menurutnya, tidak ada persoalan dalam hal ini.
Di sisi lain, netizen juga mempertanyakan apakah tidak ada sosok lain yang beragama Katolik yang kompeten menjabat pelaksana tugas.
Zainut menyebut ada benturan dalam aturan.
“Ada ketentuan pejabat pelaksana tugas itu harus dari tingkat eselon yang sama,” ujarnya.
Tanggapan KWI
Bagaimana tanggapan pejabat di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) soal hal ini.
Romo Paulus Christian Siswantoko, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI menjelaskan, mereka “sangat memahami hal itu yang terjadi karena masalah aturan.”
Apalagi, menurutnya, tugas pelaksana tugas lebih ke hal-hal yang menyangkut administrasi, bukan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis, seperti halnya penjelasan dari Wamenag.
“Pak HM Nur Cholis Setiawan juga nanti pasti akan dibantu oleh teman-teman dari Bimas Katolik dalam banyak hal,” ucapnya.
Ia menambahkan, ada juga sisi positif yang bisa diambil dari hal ini, yaitu adanya harapan agar hubungan antarumat beragama jadi semakin harmonis.
“Dengan Plt Dirjen Bimas Katolik yang beragama Islam, semoga relasi masyarakat Islam dan Katolik bisa semakin baik, lebih-lebih untuk keadaan saat ini,” katanya.
“Kerukunan, kedamaian, dan hidup bersama dalam perbedaan bisa lebih ditingkatkan dan diwujudnyatakan,” tambahnya.
Komentar