Katoliknews.com – Ada-ada saja pengakuan ‘aneh’ oleh mereka yang memilih memilih meninggalkan Agama Katolik, lalu menjadi mualaf atau menjadi penganut Agama Islam.
Setelah kali lalu ada Ustadz Bangun Samudera yang viral karena klaim soal ‘S3 Vatikan,’ ada lagi yang mengklaim pernah menjadi misdinar, lalu jadi diakon. Dari diakon, ia kemudian menjadi prodiakon, hingga kemudian mendapat sakramen imamat. Ia adalah Ustadz Steven Indra Wibowo.
BACA JUGA: Ketika Aktivis Muslim Komentari Klaim ‘Mantan Pastor’ dan ‘S3 Vatikan’
Apakah hal itu mungkin dalam Gereja Katolik?
Pastor Andre Atawolo OFM, seorang pengajar teologi dogmatik di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta mengomentari klaim ustadz itu lewat sebuah artikel blog pribadinya, Andreatawolo.id.
Dalam artikel itu, ia menderetkan kekeliruan klaim ustadz itu. Ia memulai artikelnya dengan mengutip pertanyaan Ustadz Steven, demikian: “Nah di misdinar itu, bantuin untuk di altar untuk segala macam, naik diakon, prodiakon, akhirnya saya memutuskan untuk ambil sakramen imamat. Ini udah jelas ya, agamanya apa nih.”
Pastor Andre mengatakan, dari peernyataannya itu “saudara ini mengindikasikan klaim bahwa ia seorang eks Imam Katolik (‘ambil sakramen imamat’) – sekarang seorang ustadz – meskipun peran atau urutan jenjang yang ia katakan terkait Gereja Katolik itu jelas sebuah kekeliruan serius.”
“Jadi saudara ini sedang pamer kalau pengetahuannya tentang kekatolikan itu bukan hanya terbatas tapi juga berantakan,” tulisnya.
Di bagian lain artikelnya, ia mengkritik klaim lain Ustadz Seteven bahwa dari diakon ia menjadi prodiakon, lalu dapat sakramen imamat.
“Kalau Anda mengaku pernah menjadi Imam Katolik, kok level pengetahuan Anda serendah itu. Membedakan kosa kata saja Anda salah, bagaimana menjadi layak ‘ambil sakramen imamat’?” tulis Pastor Andre.
“Tampak jelas pengetahuan Anda itu kurva. Saya mau bantu luruskan: Untuk menjadi Imam Katolik, orang membutuhkan waktu minimal 12 tahun studi dan pendidikan. Pendidikan awal sebagai calon Imam itu disebut Seminari. Nah, kalau saudara tidak paham hal atau konsep sederhana/basik dalam tradisi Gereja Katolik, seperti tampak jelas dari pernyataanmu, terbukti bahwa mutu kekatolikan Anda waktu itu buruk, dan klaim sebagai eks Imam Katolik itu bohong besar,” tambahnya.
Pastor Andre menyatakan, “Gereja Katolik tidak pernah memaksa orang menjadi Katolik.”
“Seandaianya orang mau menjadi Katolik pun ia harus menjalani masa belajar (katakumenat), dan lulus test sebelum dibaptis Katolik. Demikian halnya kalau seseorang mau meninggalkan kekatolikan kami tidak pernah menghalanginya: Ini terbukti dari kesaksian Anda sendiri: Anda menjadi Muslim karena niat hati, dan Gereja tak menghalanginya, bukan?”
Ia menyatakan, sebagai tokoh agama seharusnya, ustadz tersebut “mengajar dan memberi teladan hidup yang baik, bukan menyebar kesaksian palsu untuk menarik perhatian orang, apalagi dengan cara menjelekkan agama lain.”
“Alangkah jauh lebih baik jika saudara belajar Ilmu keagamaan dengan baik, bukan pamer kedangkalan pengetahuan kepada publik. Tetapi saya yakin, umat Katolik yang mengetahui berita kesaksian Anda tidak tertarik mengadili Anda, sebab kami percaya masih ada lebih banyak umat Muslim di Indonesia ini yang menghayati agamanya dengan lebih baik dan benar, serta bersikap toleran,” tulisnya.
Baca selengkapnya artikel Pastor Andre: [Error] Misdinar-Diakon-Prodiakon-Imamat
Komentar