Katoliknews.com – Melihat situasi warga di sekitar yang masih terus menghadapi kesulitan ekonomi karena pandemi COVID-19, para suster di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat terus menggalang bantuan sembako.
Bantuan tersebut mereka salurkan kepada warga-warga yang mereka survei sebelumnya, yang kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Kami fokus pada para petani dan janda yang memang sangat membutuhkan,” kata Suster Maria Yosephina Pahlawati SSpS, yang mengkoordinasi kegiatan ini kepada Katoliknews.com.
Biarawati yang juga dikenal sebagai ‘suster aktivis’ ini menambahkan, bantuan yang mereka berikan berupa beras 8 kilogram, ditambah dengan gula, garam dan sabun.
Ia menjelaskan, bantuan itu merupakan wujud dari komitmen mereka untuk “terus berbagi kebaikan kepada sesama saudara kita yang berteriak minta tolong.”
Ia menjelaskan, aksi mereka pada Selasa, 2 Juni itu menyasar 50 kepala keluarga. Ini merupakan pembagian bantuan tahap kedua, setelah tahap pertama dilakukan pada 17 April lalu, yang juga menyasar 50 kepala keluarga.
BACA JUGA: Para Suster di Labuan Bajo Beri Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Covid-19
Berbeda dari bantuan tahap pertama, di mana warga yang menerima bantuan mendatangi Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak Santa Theresia, yang merupakan rumah singgah bagi para perempuan dan anak korban kekerasan dan dikelola para suster SSpS, kali ini para suster sendiri yang mendatangi langsung rumah warga.
“Kami berkeliling menemui mereka,” kata Sr. Yosephina.
Ia menjelaskan, bantuan tersebut, selain berbagi dari apa yang mereka miliki di biara, juga dari donasi sejumlah orang.
Manggarai Barat, daerah yang ibukotanya adalah Labuan Bajo – salah satu destinasi wisata favorit – termasuk wilayah yang paling parah dihantam COVID-19 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di daerah itu, kini tercatat ada 15 kasus positif COVID-19, di mana dua di antaranya sudah sembuh dan 13 masih dirawat.
Satu kasus baru diumumkan pada Kamis kemarin.
Masih adanya kasus positif membuat pemerintah masih memberlakukan pembatasan sosial, hal yang membawa banyak masalah bagi masyarakat kecil, yang untuk bisa hidup mesti beraktivitas di luar rumah.
Komentar