Katoliknews.com – Sebuah paroki di Flores menggelar ekaristi ekologis dan kegiatan konservasi di hutan lindung sebagai salah satu cara memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November setiap tahun.
Paroki St Fransiskus Asisi Tentang yang masuk wilayah Keuskupan Ruteng menggelar acara itu pada Sabtu, 21 November 2020 di Hutan Lindung Golo Geleng, Desa Pong Narang, Kec. Ndoso, Kab. Manggarai Barat, NTT.
Kegiatan itu diselenggarakan dalam kerja sama dengan Pemerintah dan Masyarakat Desa Pong Narang, di mana kedua pihak menandatangani nota kesepahaman untuk mengelola hutan Golo Geleng secara berkelanjutan sebagai hutan desa melalui aktivitas konservasi teknis maupun bioteknis demi melestarikan ekosistem hutan, air dan pertanian.
Pastor Andre Bisa OFM, Pastor Paroki St Fransiskus Asisi Tentang mengatakan, momen hari pohon sedunia mendorong kita untuk melihat jejak-jejak kearifan kosmologis yang terdapat dalam agama-agama lokal atau kepercayaan-kepercayaan tradisional tentang bagaimana memperlakukan alam.
“Dalam agama-agama lokal dan kepercayaan-kepercayaan tradisional, manusia, alam raya dan Tuhan berada dalam jaringan komunikasi dan kerja sama yang penuh keakraban,” katanya kepada Katoliknews.com, Minggu 22 November 2020.
Melalui aksi hari pohon sedunia, tambahnya “kita bisa merevitalisasi relasi kita sebagai manusia dengan alam sebagaimana terdapat pada agama lokal atau kepercayaan tradisional tertentu dalam interaksi mereka dengan ekosistem hutan.”
Pohon dipandang sebagai tempat berlindung baik oleh manusia, hewan dan tumbuhan lainnya yang berada di bawah tegakan sehingga pemanfaatannya sangat lestari. Terjadilah hubungan antara unsur alam yang langsung dan secara terus-menerus dalam proses hidup-menghidupi antara masyarakat dengan hutan, kata imam asal Lembata ini.
Menurut Pastor Andre, kondisi ini mulai berubah sesuai dengan perkembangan pembangunan di mana interaksi bukan lagi bersifat lokal tetapi sudah banyak intervensi dari manusia berupa eksploitasi yang berlebihan demi pemenuhan kebutuhan ekonomi.
“Sebagaimana manusia, hutan pun memiliki keterbatasan daya dukung. Hutan memerlukan sentuhan-sentuhan tertentu berhadapan dengan perkembangan kebutuhan hidup manusia,” kata imam Fransiskan ini.
Karena itu, lanjutnya, “diperlukan usaha sungguh di antara para pengelola untuk tidak saja melakukan rehabilitasi penanaman pohon kayu tetapi juga rehabilitasi dan konservasi ekosistem.”
Kegiatan ini diikuti oleh DPP Paroki St. Fransiskus Assisi Tentang, Stasi St. Antonius Padua Kalo, OMK Paroki Tentang, Pemangku Adat Gendang War, Pemangku Adat Gendang Purek, Komunitas Pemuda Penjaga Penyelamat Kampung JPIC OFM Indonesia (KPPPK-JPIC OFM) dan JPIC Keuskupan Ruteng.
Setelah ekaristi mereka menanam beragam jenis pohon lokal seperti mani’i, gayam, waru, enau, beringin, sawo, ara, dan lain-lain yang dibawa oleh umat setempat.
Sebelum ditanam, pohon-pohon itu diberkati.
Pastor Andre mengatakan, kegiatan ini juga bermaksud menyadarkan umat agar peka terhadap lingkungan, hal yang ia nilai sudah semakin berkurang, kendati dampak dari sikap itu sudah mulai dirasakan, seperti air yang terus berkurang.
Ia menjelaskan, Gereja menekankan bahwa peduli pada lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab iman, juga tanggung jawab terhadap generasi selanjutnya.
Selain ekaristi dan kegiatan konservasi, rangkaian kegiatan peringatan Hari Pohon Sedunia ini juga diisi dengan talkshow dengan tema revitalisasi kearifan lokal serta deklarasi perlindungan hutan oleh OMK Paroki Tentang.
Sebagai informasi, Hari Pohon Sedunia diperingati setiap tanggal 21 November setiap tahun. Tujuannya adalah untuk mengingat dan mengohormati jasa dari Julius Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat.
Morton begitu gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon dengan suatu keyakinan mendasar bahwa pohon adalah salah satu organisme ciptaan Tuhan yang sangat berarti bagi manusia bahkan segenap ciptaan lain.
Apa yang diserukan oleh Morton dalam kampanye-kampanyenya mendapat respon luar biasa dari sejumlah besar negara dan dalam perjalanan waktu menginsipirasi segenap warga bumi untuk memberi perhatian khusus pada pohon sebagai penyangga kehidupan.
Alexander AN
Komentar