Katoliknews.com — Mengenakan jubah coklat kehitam-hitaman, tiga biarawan Fransiskan dari Gardianat Damieta Jakarta tiba di pelataran Kantor Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Senin 19 Juli 2021.
Para pengikut Santo Fransiskus Assisi itu datang membawa dan menyerahkan seekor kambing sebagai hewan kurban untuk perayaan keagamaan kaum Muslim, Idul Adha 2021. Mereka (para Fransiskan-red) disambut salah seorang anggota GP Ansor.
“Pemberian kambing kurban ini merupakan aksi solidaritas keagamaan kita terhadap saudara-saudara Muslim yang merayakan Idul Adha 2021,” kata Alfred OFM, salah seorang Fransiskan yang hadir dalam kesempatan itu. Dua Fransiskan yang hadir bersama Alfred adalah Frater Mario OFM dan Pastor Mateus Batubara OFM.
Seperti dilansir ofmindonesia.org, pemberian hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha merupakan program Gradianat Damieta. Adapun Gardianat ini terdiri dari Komunitas Pastoran Hati Kudus Kramat, Komunitas Vincentius, dan Komunitas Bernardus Quintavalle—bersebelahan dengan Kantor GP Ansor, Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Dalam rapat awal tahun Gardianat tersebut menyepakati diadakan silaturahmi sebagai bentuk konkret dari dialog lintas agama dan kebangsaan yang menjadi salah satu perhatian dari kehadiran Tarekat OFM di Indonesia.
Dari sisi sejarah, Fransiskan memiliki sweet memory dengan kaum Muslim. Pada 800-an tahun silam, sekitar tahun 1219, saat berlangsungnya Perang Salib, Santo Fransiskus Assisi—pendiri Ordo Fransiskan, datang ke Mesir tepatnya di Kota Damieta.
Awalnya, Fransiskus dicurigai sebagai mata-mata tantara Salib, namun karena tutur katanya yang halus dan sederhana, ia akhirnya diterima dengan baik oleh Sultan Malik al-Kamil, pemimpin perang pasukan Muslim. Konon diceritakan, sang Sultan terkesan dengan kepribadian tokoh yang dijuluki il Poverello itu. Sang Sultan pun memberikan izin dan perlindungan khusus baginya untuk melakukan ziarah selama di Tanah Suci.
Momen itu, oleh banyak pihak, dijadikan sebagai peristiwa monumental hubungan harmonis antara Kristen (yang diwakili Fransiskus Assisi) dan Islam yang diwakil Sultan Malik al-Kamil. Para pengikut Fransiskus pun terus merawat tradisi itu hingga kini, termasuk di bumi pertiwi Indonesia.
Komentar