Katoliknews – Tokoh dari berbagai agama di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah menggelar aksi keprihatinan dan doa bersama untuk korban teror bom di Lahore, Pakistan dan Brussels, Belgia. Mereka mengutuk serangan bom yang mematikan itu dan menolak aksi tersebut mengatasnamamakan agama.
Acara berlangsung di Aula Aula Gereja Kristus Raja Ungaran, Jalan Diponegoro Nomor 101, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut melibatkan tokoh-tokoh yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Semarang, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang serta Badan Kerja Sama Antargereja Kabupaten Semarang.
“Kita semua sedih dan prihatin, kenapa masih ada orang yang tanpa akal sehat masih menggunakan aksi kekerasan dan teror,”ujar Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Romo Aloys Budi Purnomo, seperti dilaporkan Kompas.com.
Romo Budi mengatakan perdamaian tak akan pernah hancur oleh kekerasan dan teror.
“Para pelaku aksi kekerasan dan teror tidak pernah mengalami kedamaian dengan aksinya,”ujar Romo Budi.
Romo Budi mengatakan apa pun motivasinya, kekerasan dan teror tidak bisa ditoleransi, apalagi banyak anak-anak dan perempuan menjadi korban.
Tindakan kekerasan dan teror yang terjadi di dua kota berbeda benua itu dianggap tidak lebih dari tindakan pengecut tanpa akal dan nurani.
“Kita berdoa bagi korban yang meninggal dunia semoga disambut kebahagiaan di surga, sementara korban terluka segera dipulihkan,”ujarnya..
Senada, Ketua FKUB Kabupaten Semarang Sinwani mengatakan kekerasan dan teror atas nama agama tidak dibenarkan.
Seluruh komponen FKUB Kabupaten Semarang mengecam kekerasan di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Sinwani berharap, seluruh warga Kabupaten Semarang ikut serta dalam keprihatinan dan menjaga kedamaian dan perdamaian di Bumi Serasi.
“Kami tidak menginginkan itu. Di agama Islam tidak ada ajaran untuk bom bunuh diri namun kasih sayang dan rahmatan lil’alamin. Jadi tidak ada perintah untuk melakukan teror di dunia ini,” ujarnya.
Kompas.com/Katoliknews
Komentar