Katoliknews.com – Gereja Makam Yesus di Yerusalem hingga saat ini ternyata dijaga oleh dua keluarga muslim.
Joudeh dan Nuseibeh, nama dua keluarga Muslim itu, sudah menjaga gereja itu sejak ribuan tahun lalu.
Keluarga Joudeh dipercaya sebagai pemegang kunci, sedangkan keluarga Nuseibeh menjadi pembuka dan penutup pintu gereja saat pagi dan malam hari.
Cara kerja mereka adalah keluarga Nuseibah mengambil kunci dari keluarga Joudeh di pagi hari untuk membuka pintu gereja lalu menutupnya di sore hari. Setelah gereja ditutup, kunci Gereja kemudian diserahkan kembali kepada keluarga Joudeh sebagai pemegang kunci.
Sebagaimana dilansir Detik.com, saat ini kunci gereja dipegang oleh Adeeb Joudeh, yang telah mewarisi kunci tersebut dari leluhur hingga kakek dan ayahnya. Adeeb bahkan masih menyimpan kontrak perjanjian sebagai penjaga kunci yang ditulis dengan tinta emas.
Adeeb mengatakan bahwa menjadi penjaga kunci merupakan kehormatan besar.
“Ini adalah warisan keluarga, ini adalah semua yang kita punya sebagai keluarga, dan ini adalah kehormatan yang diberikan tidak pada keluarga kami, ini adalah kehormatan bagi seluruh umat Muslim di dunia,” ujar Adeeb.
Selain itu, kata dia, dirinya pun memegang teguh ucapan ayahnya, bahwa kunci itu begitu spesial dan menjadi cara untuk menghargai agama lain.
“Apa yang akan kami wariskan ke generasi berikutnya bukan hanya kunci, tapi juga cara untukmu menghargai agama lain,” kata Adeeb mengenang ucapan ayahnya.
Adeeb juga meyakini kalau keberadaan Gereja Makam Yesus menjadi lambang keharmonisan antara umat Islam dan Nasrani.
Hal itu, lanjutnya, persis sama dengan apa yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab yang membuat perjanjian untuk menjamin keamanan bagi umat Nasrani di daerah itu.
“Untuk saya, sumber kerukunan bagi umat Islam dan Nasrani terletak pada Gereja Makam Yesus, sama ketika Umar Bin Khattab mengambil kunci Yerusalem dari keturunan Sophronius dan memberi keamanan bagi umat Nasrani di daerah ini. Kami saling menjaga kerukunan dan menurunkan kedamaian serta cinta yang adalah nilai agama Islam,” terang Adeeb.
Roby Sukur/Katoliknews
Komentar