Katoliknews.com – Kegembiraan menyambut World Youth Day 2023 yang berlangsung pada 26-31 Juli mendatang di Lisbon, Portugal mulai menggema di Paroki Santo Paulus Nanga Kantuk, Kalimantan Barat.
Seratusan Orang Muda Katolik dari paroki yang ditangani para imam Fransiskan itu berkumpul untuk temu persaudaraan dari tanggal 3-5 Februari 2023.
“Menyambut WYD di Portugal, Orang Muda Katolik Nanga Kantuk juga harus berdinamika,” kata Charlest Talu OFM, pastor pendamping OMK di paroki itu.
Ia mengatakan, tema temu persudaraan ini sesuai tema WYD 2023 di Portugal, yakni “Meneladan Maria, Orang Muda Bangkit dan Bergegaslah”.
Hanya, tambah imam Fransiskan itu, agar lebih mengena dengan konteks lokal, panitia memberi nama kegiatan ini dalam bahasa Iban dan Kantuk: Temu Bujang Dara Katolik.
Pastor Charles OFM menjelaskan, tema WYD itu mesti bergema mulai dari bawah, dari lingkup paroki.
“Dinamika Maria dalam menanggapi panggilan Tuhan harus menjadi dinamika Orang Muda di sini,” terangnya.
Belajar dari Maria
Kegiatan Temu Bujang Dara ini dibuka dengan perayaan Ekaristi Jumat pertama bersama umat.
Setelah perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan adorasi Sakramen Mahakudus, yang bertujuan mengingatkan kaum muda itu akan Maria yang menyediakan rahimnya menjadi “Tabernakel” bagi Kristus
Sesuai tema kegiatan itu, para peserta diajak belajar dari Maria, perempuan yang pilih Allah untuk menjadi Bunda Yesus Kristus.
Pastor Leon Hambur OFM sebagai pemateri rekoleksi dalam kegiatan itu menunjukkan keunggulan Maria sebagai teladan bagi orang Katolik khususnya OMK.
“Maria bukan tipe pribadi yang heboh. Dia bereaksi dengan wajar atas situasi yang dihadapinya. Teman curhatnya adalah Elisabeth,” ungkapnya.
“Di tengah hebohnya media sosial, kita mudah sekali heboh, gembar-gembor atas apa yang terjadi atas kita, tanpa menyaring terlebih dahulu dan mensharingkan ke orang yang tepat. Mari seperti Maria,” ajaknya.
Sementara Pastor Eras Baum OFM, pastor rekan di Paroki St. Monfort Badau mengajak Orang Muda agar mengetahui cara mempertanggungjawabkan Iman Katolik.
“Ada tiga cara untuk menjawab keraguan orang akan iman Katolik terutama berkaitan dengan Maria, yaitu jawab dengan dasar Kitab Suci, Tradisi, dan Magisterium,” kata Pastor Eras, yang menjadi pemateri seminar dalam kegiatan itu.
“Karena itu gunakan gawai kalian (juga) untuk membaca Kitab Suci, mencari Tradisi Gereja, dan memahami Magisterium Gereja,” ujarnya.
Mengasah Aspek Manusiawi
Selain mendalami materi tentang Maria sebagai bekal untuk kehidupan rohani, para orang muda—yang adalah pemilik masa depan Gereja itu juga dilatih untuk mengembangkan aspek-aspek manusiawi, yang sangat mereka perlukan dalam kehidupan praktis sehari-hari.
Tim dari Credit Union Keling Kumang, misalnya, melatih mereka mengelola keuangan dan menata masa depan yang lebih baik.
Selain itu, orang muda juga berdinamika lewat kegiatan Outbound yang mengajak mereka semakin bertanggung jawab, setia, tekun, bersaudara, dan mampu bekerja sama dalam tim.
Pada akhir kegiatan itu, orang muda diajak untuk menjadi garam dan terang.
“Jadilah garam yang memberi rasa dan jadilah pelita yang terus bercahaya. Bangkitlah menjadi orang muda yang memberi warna bagi hidup orang lain dan bergegaslah menjadi terang di tiap kegelapan orang lain,” kata Pastor Charles dalam kotbahnya pada Ekaristi penutup.
Charlest
Komentar