Berita Terkait Gereja Katolik
Kamis, 1 Juni 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Berita Terkait Gereja Katolik
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Antaragama

Pesantren Indonesia dan Sekolah Katolik di Inggris Rayakan 11 Tahun Kerja Sama

10 Desember 2016
in Antaragama, Feature, Headline
0
Pesantren Indonesia dan Sekolah Katolik di Inggris Rayakan 11 Tahun Kerja Sama

Seorang santri Darunnajah bersama guru di Holy Family Catholic School. (Foto: BBC)

Katoliknews.com – Pesantren Darunnajah di Jakarta dan sekolah Katolik Holy Family di Keighley, West Yorkshire, Inggris baru-baru ini merayakan 11 kerja sama antardua lembaga itu.

Dalam rentang periode itu, sudah terwujud pertukaran puluhan guru dan pelajar, langkah yang disebut pemimpin pesantren mengangkat toleransi di Indonesia.

Pertukaran pelajar dan guru terakhir dilakukan pertengahan November lalu dengan 13 santri dari Darunnajah dan lima guru berkunjung ke Keighley.

Sofwan Manaf, pemimpin pesantren Darunnajah mengatakan dalam pertukaran ini tidak hanya pemahaman soal Islam yang mereka angkat namun juga berbagai tradisi dan budaya, selain untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.

BacaJuga

Tujuh Kutipan Kitab Suci yang Menarik untuk Momen Pernikahan Anda

Paroki St. Michael Beanio Gelar Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, Diikuti Puluhan Pasangan

Rapimnas LP3KN Tetapkan Jakarta sebagai Tuan Rumah Pesparani Katolik III

Paus Fransiskus Berdoa untuk Gencatan Senjata antara Palestina dan Israel

Asisten kepala sekolah Holy Family, Eileen Llewellyn, mengatakan, “Kerja sama sekolah yang terletak di kota kecil Keighley, yang terletak di daerah miskin di Inggris, dengan pesantren di kota besar Jakarta, Indonesia, menurut kami berhasil mengembangkan kesadaran global yang lebih besar terhadap para pelajar.”

“Dengan kerja sama ini, pelajar kami mengenal dan menghargai kebudayaan lain dengan perbedaan besar dan juga banyak kesamaannya,” kata Eileen kepada BBC Indonesia, Jumat, 9 Desember 2016.

“Pelajar kami terkadang kurang berminat (untuk mengenal budaya lain) sehingga meningkatkan kesadaran adanya peluang di luar memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperluas pengetahuan mereka,” tambahnya.

Untuk memahami perbedaan

Kerjasama kemitraan antar sekolah ini berawal tahun 2005, menyusul kunjungan perdana menteri Inggris saat itu Tony Blair.

“Kami mengangkat pemahaman tentang Islam, Islam yang toleran, serta mengajar bahasa dan budaya Indonesia yang begitu banyak… Jadi tak hanya Islam (yang kami angkat) namun juga kehidupan pada umumnya,” kata Sofwan.

Makan bersama di kantin Holy Family Catholic School di Keighley, West Yorkshire. Sebagian pelajar di sekolah ini Muslim. (Foto: BBC)

Dalam memasuki tahun ke-11 kerjasama ini, Sofwan menilai kedua belah pihak ‘sudah saling memahami perbedaan’ dan akan ditingkatkan lagi dengan menambah jumlah program pertukaran pelajar.

“Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa bicara bagaimana meningkatkan kualitas (belajar mengajar) dan mereka terkesan dengan hal-hal yang positif. Pada awalnya mereka agak ketakutan (tentang Indonesia) setelah mendengar informasi yang ada. Namun setelah mereka datang, mereka respect (menghargai) tentang kehidupan Islam, dan kehidupan pendidikan di Darunnajah, khususnya,” tambah Sofwan.

Choirunisa, salah seorang pelajar yang ikut dalam pertukaran di Keighley, bercerita salah satu pertanyaan yang dia terima termasuk kehidupan di pesantren.

“Mereka tanya, bagaimana kehidupan di pesantren… kalian belajar tentang agama lain tidak,” kata Choirinisa.

Keaktifan siswa

Namun, satu hal yang dipetiknya dari pertukaran ini adalah para siswa yang aktif bertanya dan berpartisipasi dalam diskusi sekolah.

“Mereka lebih aktif bertanya ke gurunya, beri opini walaupun salah. Menjadi pelajaran buat kami bahwa siswa Indonesia tak seharusnya pasif terus tapi harus aktif.”

Radia Melksa, santri lain yang ikut ke Keighley, melihat ‘suasana santai’ dalam mengajar yang justru menurutnya dapat mendorong belajar.

“Suasana belajar lebih santai dan hubungan guru dan murid juga santai, tapi tetap punya integritas… Jadi lebih mudah menangkap pelajaran dengan lebih enak, ditambah fasilitas yang lengkap juga,” kata Radia.

BBC Indonesia/Katoliknews

Artikel Berikut
Jalani Sidang Perdana, Ahok Bantah Hina Agama Islam

Jalani Sidang Perdana, Ahok Bantah Hina Agama Islam

Ketika Perempuan Muslim  Disambut Hangat Sebuah Keluarga Katolik di Italia

Ketika Perempuan Muslim Disambut Hangat Sebuah Keluarga Katolik di Italia

Komentar

Berita Terkait Gereja Katolik

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Tujuh Kutipan Kitab Suci yang Menarik untuk Momen Pernikahan Anda
  • Paroki St. Michael Beanio Gelar Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, Diikuti Puluhan Pasangan

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In