Katoliknews.com – Pada Senin 1 Mei 2017, Keuskupan Pangkalpinang akan merilis buku yang ditulis khusus untuk mengenang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, uskup yang telah meninggal dunia pada April tahun lalu.
Buku tersebut dengan judul “Mata Sang Guru: Mgr Hilarius Moa Nurak SVD 1934-2016” berisi penuturan tentang kisah hidup Mgr Hila dan catatan kenangan sejumlah orang dekatnya.
Romo Stefanus Kelen Pr, imam Keuskupan Pangkalpinang yang menjadi editor buku itu mengatakan, mereka menyajikan perjalanan hidup Mgr Hila mulai dari Weetabula, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) tempat ia dilahirkan, hingga kemudian ia menjadi gembala di Keuskupan Pangkalpinang sejak tahun 1987 hingga ajal menjemputnya pada 29 April 2016.
Buku itu, kata dia, juga menyoroti kisah ketika Mgr Hila mengabdi di tiga seminari menengah di Flores, yakni sebagai perfek di Seminari San Dominggo Hokeng – Flores Timur, pengajar di Seminari Pius XII Kisol – Manggarai Timur dan sebagai rektor di Seminari Mataloko – Ngada.
“Beliau diperspektifkan sebagai guru karena ia tidak hanya mendidik tetapi juga mengenal nama-nama para siswanya,” kata Romo Stefan kepada Katoliknews.com, Kamis, 27 April 2017.
Selain Romo Stefan, yang ikut menyumbangkan artikel dalam buku setebal 258 halaman itu adalah Romo Ludgerus Oke, Romo Servas Samuel, Pastor Bruno Dasion SVD dan Romo FX Hendrawinata Pr, mantan Vikaris Jenderal Keuskupan Pangkalpinang
Prolog, kata dia, ditulis oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono, Administrator Apostolik Keuskupan Pangkalpinang, yang juga Uskup Tanjungkarang.
Menurut Romo Stefan, dalam tulisannya, salah satu hal yang dikenang Mgr Yuwono adalah tentang bagaimana Mgr Hila berupaya mengembangkan komunitas basis gerejani (KBG).
“Mgr Yuwono menyebutnya sebagai Sang Gembala Idola. Dalam hal pengembangan KBG, Mgr Yuwono menilai Mgr Hila memiliki semangat yang berkobar-kobar,” ungkap Romo Stefan.
Penilaian Mgr Yuwono, kata dia, berpijak pada pandangan Mgr Hila bahwa Gereja tidak pernah boleh tua melainkan harus tetap muda seperti Gereja muda di zaman para rasul.
Sementara Romo Hendrawinata yang menjadi Vikjend Keuskupan Pangkalpinang pada 1995-2015, menurut Romo Stefan, mengungkap kesannya tentang Mgr Hila.
“Di mata dia, Mgr Hila adalah sosok yang apa adanya, rendah hati dan memiliki semangat kebapaan.”
Romo Stefan mengatakan, ide penulisan buku ini muncul dari Mgr Yuwono dan dewan konsultores keuskupan.
“Mereka lalu menugaskan saya untuk menggarap buku ini,” kata imam yang sedang menempuh studi magister komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta ini.
Tentang Mgr Hila
Mgr Hila meninggal di RS Mount Alvernia, Singapura pada 29 April 2016 pada usia 73 tahun, setelah cukup lama melewati masa kritis dan dirawat di Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT) Pangkalpinang.
Ia adalah anggota Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) yang menerima tahbisan imam pada tanggal 2 Agustus 1972.
Ia resmi ditunjuk Tahta Suci menjadi Uskup Pangkalpinang pada tanggal 30 Maret 1987, menggantikan Mgr. Nicolas Pierre van der Westen.
BACA JUGA: Ignas Kleden : Mgr Hila SVD Telah Menghadirkan Kerajaan Allah
Motto kegembalaannya adalah Ego Autem Rogavi Pro Te yang artinya “Aku telah Berdoa untukmu”.
Wilayah administratif gerejani Keuskupan Pangkalpinang meliputi Pulau Batam, Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Galang dan Kepulauan Natuna di titik paling ujung di perairan Laut China Selatan.
Di samping sejumlah karya lain, salah satu warisan Mgr Hila di Keuskupan Pangkalpinang adalah pendirian Seminari Menengah Mario John Boen (SMMJB).
Ary/Katoliknews
Komentar