Katoliknews.com – Arsitektur kuno dari sebuah gereja selalu menjadi daya tarik sebuah kota, tak terkecuali kota Surabaya. Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria atau lebih dikenal dengan sebutan Gereja Kepanjen telah berdiri sejak 1815.
Lokasinya berada di Jl. Kepanjen 4-6, Surabaya. Sekitar 1,2 km dari Tugu Pahlawan lewat jalan sedikit memutar. Gereja ini merupakan Gereja Katolik tertua di Surabaya.
Desain dengan gaya Eropa yang megah dan menawan menjadikan gereja ini selain sebagai tempat peribadatan juga tempat wisata yang menarik bagi turis.
Sejarah Gereja Kepanjen berawal dari pendaratan Pastor Hendrikus Waanders Pr dan Pastor Philipus Waanders Pr pada tanggal 12 Juli 1810 di Surabaya. Mereka berdua adalah imam pertama yang mendarat di kota Surabaya. Pastor Philipus Waanders Pr kemudian ditugaskan ke Jakarta. Sementara Pastor Hendrikus Waanders Pr tetap berada di Surabaya. Dia mendirikan sebuah rumah yang juga jadikan sebagai tempat ibadah.
Tahun 1985, Pastor Hendrikus mendirikan stasi pertama di Surabaya, dan merupakan stasi kelima di Indonesia setelah Jakarta, Semarang, Ambarawa, dan Jogjakarta.
Pada tahun ke-7 stasi tersebut baru mempunyai gereja, yang diresmikan pada tanggal 22 Maret 1822. Yang berlokasi di sudut Roomsche Kerkstraat atau Komedie Weg (Kepanjen atau Kebonrojo). Seiring perkembangan, jumlah jemaat gereja pun semakin bertambah banyak. Selain itu, gereja yang lama juga mulai rusak. Akhirnya dibangunlah gereja baru yang terletak di Jalan Kepanjen yang bisa dilihat sampai sekarang.
Dibangun pada 18 April 1899, Gereja ini mampu menampung kurang lebih 3000 jemaat. “Onze Lieve Vrouw Geeborte” adalah nama Belanda dari gereja ini. Dibangun atas usul seorang uskup Belanda bernama Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ dan diberkati pada 5 Agustus 1900.
Arsitektur Eropa dengan gaya Neo Gotik menjadi ciri khas Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini. Dengan adanya finial, yaitu elemen seperti dekoratif yang bisa ditemukan pada ujung bagian bangunan.
Ciri utama rose window (jendela berbentuk bundar) di setiap sisinya yang memiliki fungsi berbeda. Selain arsitek dari Belanda, seorang arsitek berkebangsaan Indonesia, Muljono Widjosastro juga turut dalam merancang desain kaca-kaca mozaik. Salah satu ciri lain dari arsitektur Neo Gotik adalah adanya bentukan menonjol di atas jendela yang berfungsi untuk menangkis air hujan. Beberapa renovasi juga telah dilakukan tanpa mengubah arsitektur asli bangunan gereja.
Pondasi gereja terbuat dari 799 tiang kayu galam dari Kalimantan dengan kedalaman 15 meter. Di depan terdapat pintu utama yang diapit patung Santo Petrus dan Paulus. Dua pintu lain terdapat di kanan-kirinya. Dari sisi depan, bangunan gereja tampak simetris, dengan tiga pintu masuk dan patung berwarna putih di sisi kiri dan kanan pintu utama.
Tulisan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria dapat ditemukan pada bagian atas pintu utama tersebut. Di bagian kiri bangunan utama terdapat patung Yesus. Dan di bagian belakang bangunan terdapat Gua Maria yang ditata dengan sangat indah.
Bagian dalam Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria pun tak kalah indah dengan altar yang megah. Langit-langitnya didekorasi dengan kayu yang melengkung. Jendela-jendela yang tinggi dan sempit dengan lengkungan yang runcing di bagian atasnya tampak berjejer di kiri dan kanan ruangan. Beberapa ornamen tertata rapi di dinding sehingga menambah keindahan interior gereja ini.
Jika kalian ingin berkunjung untuk sekedar menikmati keindahan arsitektur, bisa langsung datang dan meminta izin kepada petugas gereja. Mereka sangat ramah, dan pengunjung di luar Katolik pun juga diperbolehkan untuk berkeliling gereja.
Rizki Rahmadianti untuk Kabarsurabaya.com
Komentar