Katoliknews.com – Maute, kelompok militan yang berdomisili di Pulau Mindanao, Filipina telah merusak dan membakar Katedral Santa Maria di kota Marawi pada Selasa, 6 Juni 2017.
Dilansir Philstar, Uskup Marawi Mgr Edwin dela Peña mengecam dan mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Ia menilai penghancuran tersebut sebagai “penghujatan” atas ikon religius gereja seperti yang ditunjukkan dalam video yang dikeluarkan oleh kantor berita Islamic State’s Amaq news agency, yang diambil di Kota Marawi saat pengepungan memasuki minggu kedua.
“Kami marah dengan apa yang terjadi. Iman kita benar-benar telah diinjak-injak,” ujar Dela Peña, seperti dikutip dari laman Philstar, Rabu (7/6/2017).
Video berdurasi 1: 36 menit tersebut juga menunjukkan beberapa militan menghancurkan ikon religius yakni merusak patung Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yosep, merobek gambar Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus XVI dan membakar Katedral Santa Maria di kota tersebut.
Menurut Dela Peña, mereka menerima informasi bahwa militan berencana untuk menghancurkan dan membakar gereja, dengan cara yang sama seperti ekstremis ISIS menghancurkan situs bersejarah di Suriah dan Irak.
“Itu benar-benar rencana mereka, seperti laporan intelejen yang telah kami terima. Tapi kami tidak menganggapnya serius karena bagi kami tidak terpikirkan bahwa ini akan terjadi di Marawi,” katanya.
Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Jenderal Eduardo Año mengatakan bahwa kelompok Maute mencoba untuk memicu perang agama dalam menodai gereja di Marawi.
Dia mengatakan bahwa video tersebut, yang dilacak berasal dari Timur Tengah, adalah propaganda yang direncanakan dengan hati-hati tapi gagal yang bertujuan untuk lebih mengobarkan kebencian di kalangan umat Islam dan Kristen di Filipina.
“Kami tidak ingin melakukan perang agama. Propaganda ini diciptakan untuk menimbulkan kemarahan di kalangan orang Kristen dan saya menghimbau agar rakyat kita tetap tenang, “katanya.
Año memberikan kepastian bahwa AFP mengerahkan semua upaya untuk menyelesaikan konflik di Kota Marawi secepatnya dan juga untuk menyelamatkan Pater Chito Suganob, pastor tersebut disandera bersama dengan sejumlah orang yang belum ditentukan.
Menarik untuk diketahui publik, Año mengatakan bahwa kehadiran warga sipil yang terjebak di kota ini membuat pasukan pemerintah tidak melakukan serangan skala penuh untuk mengusir para teroris dari Marawi.
Seminggu yang lalu, militan menculik Suganob, Vikaris Jenderal Keuskupan Marawi, dan beberapa staf katedral dan pengunjung gereja.
Sebuah video yang diedarkan secara online menunjukkan Suganob memohon kepada Presiden Duterte untuk menghentikan serangan militer di Kota Marawi.
JTP/Katoliknews.com
Komentar