Katoliknews.com – Jurubicara militer Filipina Letnan Kolonel Jo-ar Herrera pada Selasa, 13 Juni 2017 menginformasikan bahwa Kelompok teroris Maute yang kini menduduki sebagian wilayah Marawi, Filipina Selatan memperlakukan para tawanan mereka dengan sangat buruk.
Dilansir kantor berita AFP, Para teroris itu tak segan membunuh warga yang ketahuan hendak melarikan diri dari kawasan tersebut.
Sementara, di lain sisi, para teroris itu pun menggunakan warga sipil sebagai pelayan dan juru masak.
Hingga saat ini, diperkirakan masih ada sekitar 1.000 orang masih terjebak di bagian kota Marawi yang dikendalikan oleh teroris.
Herrera mengatakan, diperkirakan ada 400 teroris bersenjata yang masih bertahan di sana, dan menggunakan warga sipil sebagai tameng dan juga budak.
“Berdasarkan informasi yang ada dari warga sipil yang terjebak yang telah kami selematkan, mereka digunakan sebagai pelayan untuk memasak makanan bagi mereka, untuk membawa amunisi mereka,” kata dia.
Sedikitnya, jelas dia, 26 warga sipil, 58 polisi dan tentara, serta 202 teroris tewas dalam konflik sejak 23 Mei 2017 tersebut.
Teroris yang tergabung dalam ISIS tersebut juga sudah merilis sebuah video melalui kantor berita propaganda mereka Amaq, Senin (12/6) kemarin.
Dalam rekaman itu terlihat para teroris menembak enam warga Kristen di Marawi. Informasi ini dilansir layanan pemantauan intelijen SITE, yang berbasis di AS.
Marawi adalah kota berpenduduk mayoritas Islam di negara Filipina yang mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik.
Sebagian besar warga di kota itu telah mengungsi dan sekitar 250.000 orang telah meninggalkan kota dan daerah-daerah di sekitar wilayah konflik itu.
Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan status darurat militer di Filipina selatan, yang menjadi tempat untuk menampung 20 juta orang.
JTP/Katoliknews
Komentar