Jakarta, Katoliknews – Sebanyak 65 orang anak usia Sekolah Dasar (SD) dari sejumlah SD di Paroki St. Robertus Cililitan, Jakarta Timur menerima sakramen komuni pertama di Gereja Paroki tersebut pada Minggu 26 November 2017 lalu.Dari ke-65 anak tersebut, 26 orang adalah murid SD St. Markus , dan sisanya ialah dari sekolah swasta dan negeri yang tersebar di paroki tersebut.
Mereka yang menerima sakramen komuni pertama ini ialah yang telah menyelesaikan masa pembina selama 3 bulan sejak bulan Agustus lalu.
Dalam proses pembinaan tersebut, anak-anak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama ialah yang mendapatkan pembinaan dan pengajaran di SD St. Markus 1 dan dibimbing khusus oleh Antonius Yorito Jambar, guru SD St Markus 1 bersama Suster Patrisia. Umumnya, kelompok ini adalah siswa-siswi yang bersekolah di SD St. Markus 1.
“Anak-anak tersebut mendapatkan pengajaran dan pendampingan setiap hari Jumat setelah pulang sekolah serta hari lain yang sudah dijadwalkan,” kata Antonius Jambar atau yang biasa disapa Oriz ini.
Sedangkan kelompok kedua ialah yang mendapatkan pendampingan dan pengajaran di Gereja Paroki St. Robertus, Cililitan.
“Anak-anak ini adalah siswa-siswi yang bersekolah di sekolah negeri dan swasta yang lain. Mereka didampingi setiap hari minggu oleh para katekis Paroki St. Robertus yang diketuai oleh Siswanto,” tutur Oriz.
Perayaan ekaristi komuni pertama ini dimulai pukul 10.30 WIB, dipimpin oleh Pastor Paroki, Romo Yacobus Toto Yulianto, SJ.
Romo Toto, dalam kotbahnya berharap agar peserta penerima sakramen komuni pertama mampu menunjuk ketaatan dan sikap yang pantas terhadap orangtua, guru dan sesama. Sehingga, kata dia, apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
“Melalui Yesus yang hadir dalam Perayaan Ekaristi anak-anak dapat menunjukkan sikap liturgi yang pantas ketika berdoa terlebih khusus dalam Perayaan Ekaristi itu sendiri,” katanya.
Penerimaan sakramen komuni pertama kali ini digelar secara khusus atau tersendiri, tanpa didampingi secara langsung oleh orang tua wali. Menurut Oriz, itu bertujuan agar agar anak-anak sungguh mengikuti perayaan ini sebagai perayaan yang penuh rahmat.
Kepada peserta komuni pertama, Oriz juga berpesan agar bisa memaknai ekaristi sebagai puncak kehidupan iman orang Kristiani.
“Proses penerimaan komuni pertama ini merupakan suatu proses yang cukup lama karena selain waktu pembinaannya yang cukup lama, pendampingannya juga betul-betul butuh keseriusan, baik dari pendamping maupun anak-anak itu sendiri.”
“Karena dalam pembinaan ini anak-anak dilatih untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri sehingga dia mampu memahami dan memaknai kehadiran Yesus Kristus dalam Perayaan Ekaristi dan kehidupan nyata sehari-hari,” ucapnya.
Setelah Perayaan Ekaristi, dilanjutkan acara ramah tama di Aula Gereja Paroki St. Robertus. Pada kesempatan itu, Siswanto berharap agar peserta mampu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan paroki. “Karena kalian semua adalah tunas masa depan yang siap membangun dan mengembangkan gereja ke seluruh dunia,” katanya.
Ia juga berharap peserta segera mendaftarkan diri untuk menjadi putra altar atau putri sakristi. “Sehingga apa yang sudah dipelajari selama masa pembinaan atau pendampingan sungguh-sungguh dinyatakan dalam kehidupan Gereja yang sesungguhnya,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu peserta yang berasal dari SD St. Markus 1 Fabianus Edgar mengaku senang karena secara resmi menerima komuni pertama.
“Tentu saja saya dan teman-teman yang menerima komuni pertama pada hari ini merasa bahagia karena pada hari ini kami bisa merasakan betapa baiknya Yesus memberi diri bagi kami melalui tubuh dan darah-Nya.”
“Semoga dengan kehadiran Yesus Kristus sendiri dalam diri kami bisa membantu kami menjadi pribadi yang setia dan aktif dalam segala kegiatan yang positif baik di Gereja maupun ditengah keluarga kami,” ujarnya.
Acara ramah tamah ini dimeriahkan oleh berbagai suguhan seni dan kreativitas dari peserta dan ditutup dengan dance Tobelo yang dibawahkan oleh anak-anak penerima komuni pertama dari SD St. Markus 1.
AYJ/J-aR/Katoliknews
Komentar