Katoliknews.com – Dua orang uskup di Filipina yang kerap melontarkan kritik terhadap Presiden Rodrigo Duterte kini menghadapi tuduhan bahwa mereka sedang berupaya menggulingkan sang presiden.
Tuduhan itu mencuat terkait dengan pembuatan video yang menuduh keluarga Duterte memiliki hubungan dengan bandar narkoba.
Ucanews.com melaporkan pada 6 Juni 2019, Peter Joemel Advincula, seorang pria yang mengaku berada di video itu mengatakan bahwa dia bertemu dengan Uskup Agung Lingayen-Dagupan, Mgr Socrates Villegas dan Uskup Kalookan, Mgr Pablo Virgilio David sebelum pembuatan video itu.
Advincula mengatakan dia bertemu dengan sejumlah kritikus Duterte, termasuk kedua uskup itu, sebelum video yang menghubungkan anggota keluarga Duterte dalam perdagangan narkoba dirilis bulan lalu.
Advincula menyebut Uskup David dan Uskup Agung Villegas termasuk di antara mereka yang terlibat dalam “Proyek Sodoma,” sebuah dugaan persekongkolan yang bertujuan meruntuhkan kredibilitas pemerintahan Duterte.
Advincula bersumpah di hadapan poliisi bahwa dua uskup itu hadir pada pertemuan pada 12 Desember di Wisma Yesuit di Universitas Ateneo de Manila.
Bantahan
Mgr Socrates Villegas telah membantah tuduhan itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 6 Juni, ia mengatakan sedang mengadakan Misa di lokasi yang lain saat pertemuan itu.

“Sebagai manusia biasa, saya tidak memiliki kapasitas untuk berada di dua tempat pada saat yang sama,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Mantan ketua Konferensi Waligereja Filipina itu mengatakan dia tidak bisa dan “tidak akan mau terlibat menggunakan cara-cara ilegal atau kekerasan untuk perubahan sosial.”
Uskup David, wakil ketua Konferensi Waligereja Filipina saat ini, juga membantah tuduhan yang menghubungkannya dengan dugaan persekongkolan melawan Presiden Duterte.
“Saya ingin menegaskan bahwa saya tidak pernah memiliki hak istimewa untuk bertemu langsung dengan Senator (Antonio) Trillanes,” kata uskup.
Trillanes, seorang legislator oposisi, juga di antara mereka yang dituduh berada di belakang video anti-Duterte.
Dalam pernyataannya, Uskup David meminta pihak berwenang untuk meluangkan lebih banyak waktu dan upaya untuk menyelidiki pembunuhan terkait narkoba daripada percaya pada “kebohongan.”

Kepala Polisi Filipina Oscar Albayalde mengatakan para uskup “mungkin dipanggil untuk menjelaskan tuduhan yang ditujukan kepada mereka.”
Namun, ia mengatakan, penyidik masih harus menentukan apakah klaim Advincula, yang digambarkan oleh polisi sebagai “penjual informasi palsu,” memiliki dasar yang cukup.
“Kami tidak menganggap (klaimnya) sebagai kebenaran Injil,” katanya.
“Ia harus membuktikan pernyataannya dengan fakta yang cukup,” tambahnya.
Sumber: Ucanews.com
Komentar