Katoliknews.com – Suster pemerhati masalah kekerasan terhadap perempuan, Sr Maria Yosephina Pahlawati SSpS yang berkarya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mendapat kunjungan dari pihak Kedutaan Amerika Serikat pada Selasa, 13 Agustus 2019.
Sr Yosephina, Kordinator JPIC Kongregasi SSpS di Flores Barat itu mengatakan kepada Katoliknews.com, dalam kunjungan itu ia ditanyai terkait aktivitasnya dalam membantu para perempuan korban kekerasan.
“Mereka bertanya tentang apa saja yang kami lakukan dan kendala-kendala di lapangan,” katanya.
Sr Yosephina, yang menangani Rumah Singgah St Theresia, shelter bagi perempuan korban kekerasan dikenal aktif membantu para perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan orang (human trafficking) dan korban kekerasan seksual.
BACA: Suster di Labuan Bajo: Terus Berjuang Demi Kemanusiaan
Ia menyatakan, dalam perbincangan dengan perwakilan dari Kedutaan Amerika, ia mengungkap sejumlah kendala, seperti masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait upaya melawan kekerasan, juga lemahnya komitmen pemerintah dalam upaya memberi penyadaran kepada masyarakat.
“Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat misalnya berkali-kali menyatakan perang melawan human trafficking, tetapi sejauh ini tidak ada langkah yang jelas untuk melakukan itu. Di level omongan memang oke, tetapi di level pelaksanaan kurang,” katanya.
Ia mengatakan, komitmen pemerintah mesti turun sampai ke hal-hal praktis yang menyentuh akar persoalan.
Ia menyatakan, pihak Kedutaan Amerika masih berada di Labuan Bajo dalam beberapa hari ini dan menggelar diskusi bersama sejumlah pihak, termasuk dengan dirinya.
“Saya bersyukur bahwa makin banyak orang yang perhatian pada isu-isu yang kami tangani. Harapan kami semua orang ikut bergerak pula melangkah bersama demi melawan berbagai bentuk kekerasan,” tandasnya.
Komentar