Katoliknews.com – Lima puluh enam penumpang bus di Kenya mungkin tidak pernah berpikir bahwa sore mereka berujung tragedi.
Meski biasa mereka lewati setiap hari, perjalanan pulang dari Nairobi ke Mandera, Kenya utara hari itu, Jumat, 6 Desember 2019 itu, berbeda.
Perjalanan usai seharian bekerja itu tidak membawa mereka menuju kenyamanan dan kebahagian di rumah tetapi pada kegentingan, yang berujung kematian bagi beberapa di antaranya.
Sekelompok anggota yang diduga kelompok ekstremis Islam radikal yang berbasis di Somalia, Al Shabaab mencegat bus yang mereka tumpangi. Dan, setelah memisahkan penumpang etnis Muslim Somalia setempat, mereka langsung menembak mati para penumpang Kristen.
Morning Star News melaporkan, di tengah perjalanan, sekitar pukul 17.30, sekelompok teroris Al-Shabaab mencegat bus milik The Medina Bus Co itu, persisnya di bagian jalan antara Kutulu dan Wargadud di Kawasan Wajir, Kenya bagian utara yang mayoritas Muslim.
Tidak ada angka pasti tentang korban berdarah itu. Menurut, media itu, para teroris membunuh delapan penumpang: tiga orang adalah Katolik dan lima lainnya Kristen.
Dua dari tiga korban itu adalah para guru evangelis Kristen dan seorang lainnya dokter yang melayani jemaat Gereja Pedalaman Afrika (Africa Inland Church). Sedangkan lima korban lainnya tidak ada keterangan lebih lanjut.
Informasi dari pihak pemerintah malah tidak jelas. Kepada Kantor Berita Agence France-Presse pihak pemerintah mengatakan korbannya justru 10 orang, di mana tujuh di antaranya adalah polisi.
Seorang saksi mata yang diduga Kristen mengaku selamat berkat bantuan sesama penumpang Muslim.
“Salah seorang pria Muslim memberi saya pakaian ala Somalia. Dan seusai memisahkan penumpang, saya pergi ke sisi tempat umat Muslim berdiri. Segera kami pun diberitahu untuk kembali naik ke bus,” urai sang penyintas.
“Ketika para penduduk lokal itu kembali masuk ke bus, penduduk yang bukan dari sana yang ditinggal, ditembak dengan senapan.”
Menurut dia, para teroris berhasil memisahkan dan menurunkan 11 penumpang dari bus.
“Saya pikir, para penyerang sudah mengamati perjalanan kami sepanjang jalan dari Nairobi,” urainya. “Para penjahat militan itu tahu bahwa kami tidak bersenjata.”
Pihak Al Shabaab yang bertali-temali erat dengan Al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas tragedi itu.
Al-Qaeda diduga menjadi salah satu kelompok teror yang turut ambil bagian dalam serangan maut atas Menara Kembar WTC di Pentagon pada 2001.
Al-Shabaab berbasis di Somalia. Sejak 2011, kelompok penjahat itu sudah membunuh ratusan warga non-Muslim Kenya yang menjadikan Islam sebagai agama negaranya.
Pembantian di Nigeria
Sementara itu, dari Nigeria dilaporkan para penggembala Suku Fulani yang Muslim membunuh empat umat Kristen di kawasan tengah utara negeri itu pada 14 November lalu.
Dengan parang, para penjahat yang ingin menjarah tanah warga setempat untuk ladang ternak mereka itu menyerang para korban ketika sedang tertidur pulas pagi buta di rumah mereka.
Para korban adalah anggota Gereja Advent Hari Ketujuh di Desa Agban, dekat Kogoro di Kawasan Kaura, Negara Bagian Kaduma.
“Hosea Ayuba, Ado Adamu, Abagu Danladi dan Kusa Danladi dibunuh oleh para penggembala Suku Fulani yang Muslim,” urai pimpinan kawasan itu Derek Christopher kepada Morning Star News lewat pesan singkat.
“Mereka diserang dengan parang. Luka-luka mereka memperlihatkan sobekan karena parang. Para penggembala jahat itu datang ke kawasan itu dengan mobil dan motor,” tambahnya lagi.
Menurut Christopher. umat Kristen berniat mengejar para penggembala yang dilaporkan mencuri tigas sapi warga. Mereka juga sudah melaporkan para pembunuh itu kepada kepolisian setempat di Kota Kafanchan di Kawasan Jema’a.
Jurubicara Komondo Polisi Negara Bagian Kaduna, Yakubu Sabo mengatakan kasus itu sudah dilaporkan pukul tiga pagi hari itu juga.
Polisi pun langsung beraksi. Dilaporkannya, polisi sudah berhasil menangkap dua terduga, Sadiq Umar dan Umar Abubakar, yang semuanya berasal dari Unguwan Nungu dari Kawasan Jema’a. Polisi masih berusaha menangkap para antek penjahat yang masih melarikan diri.
Para penjahat yang sama sebelumnya sudah menyerang Desa Agban sebanyak dua kali, yaitu pada 20 Februari 2015 dan 21 Februari 2017.
Pada kasus yang terakhir, mereka membunuh lima umat Kristen; Emmanuel Gabriel, Kalat Boniface, Victor Joseph, Lucky Iliya dan Zakaria Kabok. (Jacobus E. Lato)
Komentar