Katoliknews.com – Seorang biksu terkemuka di Myanmar, Ashin Nyanissara yang juga dikenal sebagai Sitagu Sayadaw memberikan sumbangan untuk dana darurat Covid-19 yang didirikan oleh Paus Fransiskus.
Pada 16 April, Uskup Agung Mandalay, Mgr. Marco Tin Win menerima 10.000 dolar atau sekitar 154 juta rupiah dari Sitagu Sayadaw.
Biksu itu juga menyumbangkan beras, minyak goreng, kacang-kacangan, bawang dan garam untuk rumah yatim piatu dan lainnya yang membutuhkan di Keuskupan Agung Mandalay.
Sebagaimana dilaporkan UCA News, media Katolik Asia, dalam upacara yang diadakan di Katedral Hati Kudus, biksu itu mengatakan dia memberikan kontribusi sebagai tanda kasih sayang yang universal bagi semua agama – Budha, Kristen, Islam dan Hindu.
“Yang perlu kita lakukan adalah bekerja bersama berdasarkan pada platform bersama untuk mengatasi Covid-19 dan melakukan karya amal melalui solidaritas,” kata Sitagu Sayadaw.
Uskup Agung Tin Win mengatakan: “Sebagai teman sejati, saya terkesan dengan kontribusinya dan itu menunjukkan niat baik dan solidaritas dengan orang-orang yang paling membutuhkan pada saat krisis. Kontribusinya mengirim pesan harmoni antaragama kepada orang-orang di seluruh negeri. “
Biksu itu juga menyumbangkan beras dan makanan lainnya ke rumah-rumah untuk orang tua, sekolah kaum disabilitas, yayasan kanker, panti asuhan dan orang-orang terlantar di seluruh negeri.
Sitagu Sayadaw memiliki hubungan dekat dengan Kardinal Charles Bo dari Yangon dan Uskup Agung Tin Win, yang telah bekerja bersama untuk mempromosikan dialog antaragama di negara mayoritas Buddha itu.
Biksu mengadakan pertemuan pribadi dengan Paus Fransiskus selama kunjungannya ke Myanmar pada November 2017. Dia juga bertemu dengan paus sebelumnya, Paus Benediktus XVI, di Roma pada tahun 2011.
Sitagu Sayadaw terlibat di dewan antaragama dan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di dunia untuk mempromosikan upaya kemanusiaan dan dialog antaragama.
Dia adalah pendiri dan kepala Akademi Buddhis Sitagu. Organisasi ini telah mendanai banyak proyek sosial di Myanmar, termasuk pompa air dan rumah sakit di berbagai daerah.
Dia diapresiasi karena karya amalnya, terutama setelah Topan Nargis pada 2008 yang menewaskan lebih dari 100.000 di wilayah delta negara itu.
Sumbangan biksu tersebut untuk dana darurat Paus Fransiskus terjadi sehari sebelum Myanmar merayakan Tahun Baru tradisional ketika jalan-jalan di seluruh negara itu tenang di tengah pembatalan festival air dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Myanmar telah mencatat 85 kasus termasuk empat kematian dan dua pulih pada 17 April.
Gereja di Garis Depan
Pada 6 April, Paus Fransiskus membentuk dana darurat di Serikat Misi Kepausan untuk membantu komunitas di wilayah misi Gereja yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Paus memberikan kontribusi awal sebesar 750.000 dolar sekitar 12,3 miliar rupiah dan meminta organisasi gereja untuk berkontribusi pada dana tersebut.
BACA: Galang Dana Darurat untuk Korban Covid-19, Paus Fransiskus Ikut Menyumbang 12,3 Miliar
“Dalam tugas evangelisasi, Gereja sering berada di garis depan ancaman besar terhadap kesejahteraan manusia,” kata Kardinal Lois Antonio Tagle, prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.
“Bapa Suci memanggil jaringan Gereja yang luas untuk menghadapi tantangan di depan.”
Paus mendukung lebih dari 1.110 keuskupan, sebagian besar di Asia, Afrika, Oseania, dan sebagian Amerika Selatan, melalui Serikat Misi Kepausan.
Sekitar 2,16 juta kasus virus korona telah dilaporkan di seluruh dunia dengan 145.568 kematian, menurut data terbaru.
Komentar