Katoliknews – Pastor Gregorius Neonbasu, SVD, antropolog di Universitas Widya Mandira (Unwira), Kupang menanggapi video yang ramai beredar di media sosial soal praktik “kawin tangkap” di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kawin tangkap merupakan sebuah praktik perkawinan di Sumba di mana sekelompok pria memaksa, hingga memboyong seorang wanita untuk dinikahkan dengan seorang pria.
Biarawan Serikat Sabda Allah itu menilai, praktik tersebut merupakan tindakan pragmatis yang lahir dari kondisi dan iklim kehidupan yang sesaat. Oleh karena itu, ia menyerukan masyarakat mengubah cara pandang soal dinamika kehidupan keluarga.
“Praktik kawin tangkap seperti itu harus dapat dijelaskan dengan memperhatikan sosial-kemasyarakatan orang Sumba dalam pertimbangan moral-etik dan benturan arti dan makna baru dari dinamika kehidupan keluarga,” tandas Pastor Gregogrius, sebagai dilansir Antaranews.com, Jumat, 19 Juni 2020.
“Jadi, menurut saya, hal tersebut harus segera ditanggapi oleh tokoh dan sesepuh masyarakat Sumba sendiri, karena memang praktik kawin tangkap itu sendiri hanyalah tindakan yang terjadi karena kondisi dan iklim kehidupan sesaat di daerah itu,” tambahnya.
Merujuk pada pendapat para peneliti dari luar negeri seperti Janet Alison Hoskin yang meneliti di Kodi, Sumba Barat Daya dan Joel C Kuipers di Wawewa, Sumba Barat, dosen Unwira itu mengatakan, praktik tersebut tidak bisa dikatakan sebagai budaya.
“Mereka berpendapat bahwa kawin tangkap tidak boleh dikatakan sebagi satu budaya, itu hanya kebiasaan yang selalu terjadi berulang-ulang,” tandasnya.
Masyarakat Sumba, kata dia , sangat menghormati harkat dan martabat perempuan.
Lantas di tengah gejolak sosial seperti ini, tambahnya, penting untuk menemukan simpul-simpul kearifan lokal. Hal ini penting untuk menjelaskan relasi masyarakat lokal Sumba di satu pihak, dan tegangan sosial dalam keluarga masing-masing di pihak lain.
Video tentang praktik kawin tangkap ini viral Twitter Jumat (6/12/2019). Dalam video tersebut, terlihat sekelompok pria sedang memaksa untuk memboyong perempuan yang diduga akan dinikahkan.
Pada narasi video disebutkan bahwa kejadian itu bernama ” kawin tangkap” yang terjadi Sumba.
Ian Saf
Komentar