Katoliknews.com – Dihentikannya berbagai kegiatan ibadat, katekese atau pengajaran iman di Gereja untuk sementara waktu akibat pandemi COVID-19 mencemaskan para calon pasangan muda yang berencana akan menikah pada tahun ini.
Mereka cemas menunggu sampai kapan pandemi ini berakhir agar bisa segera mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) sebagai bagian dari tahap untuk sampai pada penerimaan sakramen.
Menanggapi hal ini, Rm. Rufinus Sabtian Herlambang, MSF, Moderator Komisi Keluarga Kevikepan Surakarta, Keuskupan Agung Semarang bersama timnya mulai berpikir untuk menemukan solusi yang baik dengan tetap mempertimbangkan arahan pemerintah terkait penanganan pandemi COVID-19.
Mereka kemudian memutuskan bahwa KPP dilaksanakan secara online.
Menindaklanjuti itu, Boedi Santoso, Sekretaris Komisi Keluarga Kevikepan Surakarta mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari pendaftaran, proses pengajaran hingga menyiapkan perangkat teknis untuk katekese online.
Ia bersama Romo Rufi juga mengontrol setiap materi dari para pengajar, yang adalah materi-materi tentang perkawinan dan hidup berkeluarga dari sudut pandang teologi, psikologi, moral, seksualitas, kesehatan, ekonomi, gender, dan lain-lain.
Pelaksanaan KPP didampingi langsung Romo Rufi bersama tim pengajar yang terdiri dari beberapa pasangan suami istri.
KPP diadakan dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada tanggal 30-31 Mei 2020, dengan jumlah peserta 58 pasangan dan gelombang kedua pada 27-28 Juni 2020 dengan jumlah peserta 35 pasangan.
Peserta yang terdaftar dalam KPP online ini tidak hanya dari Kevikepan Surakarta, tetapi juga dari luar kevikepan bahkan dari luar Keuskupan.
Romo Rufi berharap, “KPP online ini dijadikan bekal bagi para calon yang akan menikah sehingga memberikan harapan tercapainya keluarga yang baik bagi Gereja dan masyarakat.”
Pelaksanaan KPP online ini disambut positif Vikep Surakarta dan Komisi Keluarga Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Dukungan juga berasal dari pastor paroki di luar KAS, yang terbukti dengan ikut berpartisipasinya umat dalam KPP online yang belum bisa diadakan di paroki dan keuskupan mereka.
Tanggapan positif juga datang dari para peserta KPP, baik gelombang pertama maupun gelombang kedua, yang tidak hanya dibantu dalam urusan adminstratif mendapatkan sertifikat KPP, tetapi juga paling pokok mendapat wawasan yang baik tentang hidup berkeluarga serta ajaran Gereja Katolik tentang perkawinan.
Melalui materi dan sharing dari pasutri yang mendampingi, para peserta dipersiapkan sejak dini untuk dapat membangun keluarga baru dengan baik, terlebih di era globalisasi yang diwarnai oleh perkembangan teknologi dan informasi yang sangat kuat pengaruhnya bagi keluarga.
“Semoga dalam situasi yang serba sulit ini pun, kami tetap bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada teman-teman calon menikah”, kata pasutri Boedi-Dina, yang ikut menjadi pemateri.
“Minimal ada sesuatu yang bisa dilakukan bagi orang lain, khususnya teman-teman orang muda yang mau menikah walaupun di masa pandemi ini”, tambah pemateri lain, pasutri Wawan-Novi.
Laporan Elias Anwar
Komentar