Katoliknews.com – Umat Katolik di Keuskupan Manado menyambut dengan sukacita beatifikasi Juan Alonso Fernandez, imam martir Misionaris Hati Kudus (MSC) yang dibunuh di Guatemala dan pernah bertugas menjadi misionaris di keuskupan itu.
Uskup Manado, Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC didamping beberapa imam memimpin Misa syukur khusus pada 2 Mei di Paroki St Fransiskus de Sales Kokoleh, tempat di mana beato asal Spanyol itu pernah bertugas selama dua tahun.
Misa itu merupakan bagian dari rangkaian misa syukur yang diadakan di sejumlah gereja di Keuskupan itu, menyambut beatifikasi Fernandez pada 23 April.
Uskup Rolly mengatakan kepada umatnya bahwa karena Beato Juan pernah berkarya di keuskupannya, maka umat di keuskupnnya juga juga ikut ambil bagian dalam proses beatifikasi ini.
“Beatifikasi ini adalah bagian dari kesaksian perjalanan iman kita pada Yesus Kristus,” katanya.
Ia pun mengajak umatnya agar belajar dari kehidupan Beato Juan menunjukkan kesaksian iman dalam kehidupan sehari-hari.
“Buah-buah iman ini kita hidupi dan lakukan dalam keseharian kita. Kita menjadi saksi iman Gereja sebagai persekutuan Umat Allah,” katanya.
Beato Juan adalah salah satu dari 10 orang martir di Guatemala– 3 imam dan 7 awam – yang dibeatifikasi pada 23 April oleh Paus Fransiskus.
Beato yang lahir di Cuerigo, Spanyol pada 29 November 1933 ini ditembak di Guatemala pada 15 Februari 1981 oleh rezim militer, setelah sebelumnya dua rekannya yang juga dibeatifikasi, ditembak mati yakni Pastor Jose Maria Gran Cirera dan Faustino Villanueva.
Beator Juan bertugas di Keuskupan Manado selama 1963-1965.
Romo Yance Mangkey MSC, mantan sekretaris jenderal MSC mengatakan, Beato Juan merupakan bagian dari misionaris MSC yang diminta secara khusus untuk bermisi ke Indonesia setelah Belanda yang sebelumnya mengirim misionaris ke Indonesia menghadapi ketegangan politik dengan Indonesia pada tahun 1960an.
Selama bertugas Manado, Beato Juan dilaporkan membabtis ratusan umat katolik, baik di wilayah Paroki Kokoleh maupun di daerah sekitar.
Di Paroki St. Petrus Langowan, tempat di mana dia membabtis 72 umat Katolik, umat memasang fotonya yang berukuran besar di altar, yang dihiasi bunga-bunga.
“Ini merupakan ungkapan cinta serta penghormatan kami terhadap sosok pemberani yang dahulu pernah melayani umat di sini,” kata seorang pengurus gereja, Frelly Tulangow.
Meski tidak mengenal langsung beato itu, kata dia, kesaksian hidupnya menjadi kebanggaan bagi semua umat.
“Semoga semangat dan darah kemartirannya dapat menumbuhkan benih-benih misi panggilan menjadi imam di tengah-tengah umat di sini,” katanya.
Sementara itu, Uskup Emeritus Manado, Josephus Theodorus Suwatan, yang mengenal dekat Beato Juan saat masih frater mengatakan, beato itu suka berkunjung ke mana-mana ke wilayah pedalaman di Manado.
“Ia adalah seorang explorer. Ia selalu mengenakan jubahnya ke mana pun ia pergi,” katanya.
“Saya bersyukur atas kesaksian hidup dan pelayanan tanpa pamrih” dari beliau selama bertugas di Keuskupan Manao, “walaupun hanya dalam waktu singkat,” tambahnya.
Komentar