Katoliknews.com – Dalam rangka merayakang ulang tahun ke-94, Paroki Santa Theresia Lisieux Boro mementaskan Seni Slaka, yang juga dikenal sebagai Slawatan Katolik.
Acara ini dipersembahkan oleh tim Seni Slaka Keluarga Nazaret Kalirejo dan disiarkan langsung via Youtube dari Komplek Peziarahan Makam Romo Prennthaler SJ pada Jumat, 30 September, pukul 19.30 WIB.
Mengusung tema Sumarah, Manembah, Gumregah (Berserah diri, Bersujud pada-Nya dan Bangkit Berkarya), acara dibuka oleh Pastor Paroki, Romo Subyantara Putra Perdana, Pr.
Ia menjelaskan bahwa tradisi rutin umat Boro setiap Malam Jumat Kliwon berupa tradisi tirakatan berdoa dan pertunjukan Seni Slaka di Taman Doa Romo Prennthaler SJ, perintis paroki itu.
Karena itulah, kata dia, pertunjukkan Seni Slaka ini ditampilkan pada hari jadi paroki yang masuk wilayah Keuskupan Agung Semarang itu.
“Tidak hanya seni tapi juga tuntunan karena nanti kita menyaksikan Seni Slaka yang juga menjadi salah satu sarana pewartaan yang dikembangkan oleh Romo Prennthaler, yang sampai saat ini masih terdapat beberapa kelompok yang nguri-nguri atau melestarikannya,” katanya.
Penampilan Slaka diawali dengan melantunkan lagu pujian Rama Kawula diikuti dengan Kidung Jawa lainnya.
Slaka menjadi sebuah bentuk pujian kepada Allah Bapa dan kebanggaan akan Yesus Kristus serta menjadi sarana pewartaan, berupa alunan syair dengan musik yang muncul dari Keting, Kempyang, Kempul, dan Jedor.
Kendang kadang juga dipakai mengiringi alunan syair yang diambil dari Mazmur.
Slawatan Katolik muncul pertama kali di Wilayah Kalibawang di masa awal abad 20 oleh Br. Mt Tirtosunarto, SJ.
Seni Slaka merupakan sebuah alkultrasi seni Islam dalam pewartaan agama Katolik. Alat musik dan iramanya sama seperti Sholawatan atau dalam istilah ndesa-nya Tembangan Saudara Muslim.
Berbagai prosesi perayaan digelar secara sederhana sesuai dengan kondisi pandemi saat ini.
Meskipun tak semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya, namun berbagai rangkaian acara sederhana ini menjadi tanda ungkapan syukur.
Umat yang menyaksikan lewat streaming di Youtube, baik umat dari Boro maupun dari luar kota, turut memberikan ucapan sukacita.
“Dari Tangsel, saya ikut menyaksikan juga bersukacita atas HUT Paroki Boro yang ke-94,” tutur akun Robertus Suparya dalam live chat-nya.
Tak hanya itu Komsos Boro juga menjual tote bag bergambar sketsa Romo Prennthaler dengan 3 bonus berisi Pepujian Adi produksi Komsos Keuskupan Agung Semarang, Film Pedibus Apostolorum, dan Buku Jejak Langkah Rasul Agung tentang kisah perkembangan iman di Paroki Boro.
Tote bag ini dibandrol dengan harga Rp100.000 dapat dipesan melalui official instagram @gerejaboro.
Laporan Luciana Bertha Ananda, mahasiswi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta
Komentar