Katoliknews.com – Simposium Nasional yang mengusung tema revitalisasi konsep pastoral Pastor Paul Janssen CM untuk Gereja Katolik Indonesia di Wisma Unio Keuskupan Malang memasuki hari ketiga.
Prof. Dr. Armada Riyanto CM, yang juga rektor STFK Widya Sasana Malang, hadir sebagai narasumber.
Dalam paparannya, Imam Kongregasi Misi (CM) itu mengatakan, merevitalisasi konsep pastoral Pastor Paul Janssen CM, para pengikut dan penerus karya-karyanya mesti membuat big data secara komperhensif mendokumentasikan konsep dan model penghayatan pastoral yang secara cemerlang pernah dikembangkan oleh Pastor Jansen CM.
Menurut Armada, big data amat penting, karena konsep dan model pengembangan pastoral yang dibuat oleh Paul Janssen memiliki kompleksitas dan kebernilaian yang teramat penting bagi Gereja Katolik Indonesia. Memiliki kompleksitas karena karya pastoral Janssen tidak terlepas dari beberapa konteks yang melatarbelakanginya.
Armada menjelaskan, pertama, Pastor Janssen adalah salah seorang utusan Gereja Katolik Indonesia yang mengikuti Konsili Vatikan II (1962-1965). Dalam konsili tersebut, perhatian terhadap peran awam dalam karya-karya misi dan pastoral Gereja sangat diperhatikan. Hal itu misalnya tertuang dalam salah satu dokumen penting Konsili Vatikan II, yaitu Apostolicam Actuositatem.
“Dugaan saya, pembukaan sekolah tinggi kateketik, merupakan bagian dari usaha Romo Janssen menjawab salah seruan Konsili Vatikan II, agar awam Katolik terlibat aktif dalam karya misi Gereja Katolik. Dalam konteks itulah, dapat dikatakan bahwa Pastor Janssen adalah fundator dalam mempersiapkan awam Katolik terdidik bagi karya Gereja Katolik Indonesia,” katanya.
Konteks lain yang memengaruhi karya pastoral Pastor Janssen, Armada melanjutkan, adalah spirit dan karisma yang dialirkan Pendiri Kongregasi Misi (CM), yaitu Santo Vincentius a Paulo. Sebagai anggota Kongregasi Misi, Pastor Janssen tentu saja menghidupi spiritualitas yang diajarkan Santo Vincentius a Paulo, yang salah satunya adalah perhatian mendalam terhadap orang miskin.
“Dalam spiritualitas vinsensian, dalam diri orang miskin tampak wajah Yesus sendiri. Romo Janssen melihat wajah Yesus dalam diri kaum difabel. Spiritualis dan karisma ini boleh jadi merupakan motivasi dasar yang menggerakkan karya pastoral Pastor Janssen,” imbuh Armada.
Selain membuat big data, menurut Profesor dalam bidang filsafat ini, amat perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut secara kreatif konsep dan karya pastoral Paul Janssen CM untuk Gereja Katolik di Indonesia dewasa ini. Pengembangan tersebut dilakukan melalui keberanian untuk membuat kajian kritis terhadap konsep pastoral Paul Janssen CM dalam rangka pengembangan ilmu teologi pastoral di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Prof. Armada, para dosen dan mahasiswa teologi dan pastoral di Indonesia, perlu secara tekun mengembangkan ilmu teologi dan pastoral melalui penelitian-penelitian di bidang pastoral, dan berani memublikasikan penelitian-penelitian tersebut baik dalam skala nasional maupun internasional.
RD Beny Denar, Malang
Komentar