Katoliknews.com – Paus Fransiskus mengajak dunia untuk menanggapi perubahan iklim seolah-olah dilanda perang global. Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (3/11/), Paus Fransikus menilai perubahan iklim sebanding dengan yang disebabkan oleh konflik global dan harus dihadapi dengan cara yang sama.
Dalam satu pesan untuk pembicaraan iklim COP-26 PBB yang dibacakan di Glasgow oleh Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin, Paus Fransiskus juga mengatakan negara-negara kaya memiliki “utang ekologis” yang luar biasa dengan negara-negara miskin. Utang itu disebabkan penggunaan sumber daya alam yang tidak proporsional dari negara-negara berkembang oleh negara-negara maju.
“Luka yang menimpa keluarga manusia kita akibat pandemi Covid-19 dan fenomena perubahan iklim sebanding dengan yang diakibatkan oleh konflik global,” ungkapnya, seperti dilansir dari beritasatu.com.
Paus Fransiskus menyerukan pelaksanaan tindakan kolegial dan berpandangan jauh ke depan “seperti setelah Perang Dunia Kedua” di mana negara-negara menunjukkan solidaritas dan kerja sama untuk kebaikan semua, terutama yang paling lemah.
Negara-negara dengan sarana yang lebih besar harus memimpin dalam “dekarbonisasi dalam sistem ekonomi dan kehidupan masyarakat” dan memberikan lebih banyak dukungan kepada negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Menurut Paus, negara-negara kaya memiliki “utang ekologis” untuk menebus penggunaan yang tidak proporsional dari sumber daya alam milik sendiri dan negara lain.
“Sekarang adalah waktunya untuk bertindak, mendesak, berani dan bertanggung jawab. Kaum muda, yang dalam beberapa tahun terakhir sangat mendesak kita untuk bertindak, hanya akan mewarisi planet yang kita pilih untuk diserahkan kepada mereka, berdasarkan pilihan nyata yang kita buat hari ini. Sekaranglah saatnya untuk keputusan yang dapat memberi mereka alasan untuk berharap dan percaya pada masa depan,” kata Paus.
Paus Fransiskus telah menjadikan perlindungan lingkungan sebagai landasan kepausannya, telah mengatakan beberapa kali bahwa dia berharap untuk menghadiri COP-26. Tetapi Vatikan mengumumkan pada 8 Oktober bahwa Parolin akan memimpin delegasinya. Vatikan tidak memberikan penjelasan.
Komentar