Katoliknews.com – Gereja Katolik Roma di Portugal akan membentuk komisi independen untuk menyelidiki kasus pelecehan seksual anak di masa lalu yang diduga dilakukan oleh anggota klerus menyusul tekanan dari jemaat terkemuka untuk mengangkat tabir seputar masalah ini.
Konferensi Waligereja Portugal mengatakan dalam sebuah pernyataan, Kamis, 11 November 2021, bahwa mereka memutuskan membentuk komisi untuk memperbaiki cara menangani kasus dan untuk “melakukan studi untuk mengklarifikasi sejarah masalah serius ini.”
Pengumuman itu muncul setelah sebuah laporan besar oleh sebuah komisi independen di Prancis bulan lalu mengungkapkan bahwa sekitar 3.000 imam dan pejabat agama melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 200.000 anak selama 70 tahun terakhir.
Itu adalah pukulan terakhir bagi Gereja Katolik Roma, yang telah diguncang oleh skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak, selama 20 tahun terakhir, seperti dilansir dari Tempo.co.
Di Portugal, lebih dari 200 umat Katolik mengirim surat ke Konferensi Wali gereja awal bulan ini mereka mendesak untuk meluncurkan penyelidikan serupa dengan Prancis, dengan alasan bahwa pelecehan seksual anak adalah masalah “sistemik” “yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kekuasaan” di dalam gereja. .
Penandatangan surat itu mengatakan bahwa selama dekade terakhir “lebih dari 10 kasus” pelecehan seksual terhadap anak-anak yang melibatkan pejabat gereja telah dilaporkan di negara itu tetapi memperingatkan jumlahnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Saat ini, para uskup di masing-masing dari 21 keuskupan Portugal bertanggung jawab untuk menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota klerus tetapi tidak ada badan pengawas yang menyeluruh.
Uskup kota Setubal, Jose Ornelas, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, bahwa komisi dan anggota badan investigasi akan memiliki “kemandirian untuk menciptakan proses dan metodologi mereka sendiri.”
“Kami tidak takut, justru sebaliknya,” katanya.
Surat kepada para uskup, yang penandatangannya termasuk anggota parlemen, penulis dan tokoh masyarakat lainnya, mengatakan bahwa komisi itu harus mencakup tokoh gereja, serta pakar ilmu sosial dan keadilan.
Rentang waktu yang akan dicakup oleh penyelidikan komisi belum jelas tetapi penandatangan surat itu menyarankan mencakup lima dekade.
Pada bulan Juni, Paus Fransiskus mengeluarkan revisi paling ekstensif terhadap hukum Gereja Katolik dalam empat dekade, bersikeras bahwa para uskup mengambil tindakan terhadap pejabat gereja yang melecehkan anak di bawah umur dan orang dewasa yang rentan.
Komentar