Katoliknews.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Tarsisius I, Jakarta Pusat, mengadakan retret yang diikuti para siswa kelas XII di Rumah atau Griya St. Angela Sukabumi, Jawa Barat, pada 9-11 Januari 2023. Kegiatan ini untuk mempersiapkan peserta dalam menghadapi ujian akhir pada Maret mendatang.
Sebanyak 66 peserta terbenam dalam keheningan rumah retret itu. Mereka dibimbing oleh Tim Retret dari Sinergi Multi Kreatif.
Ketua Panitia Retret, Salawati Ginting mengatakan, melalui retret ini, para peserta berkesempatan merefleksikan diri setelah hampir 3 tahun belajar di SMA Tarsisius 1.
“Refleksi diri ini penting untuk untuk mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi ujian-ujian akhir tahun seperti Ujian Praktik, ujian PAT dan terutama menghadapi ujian sekolah (US) yang akan dilaksanakan bulan Maret mendatang,” kata Salawati, yang adalah guru bidang studi Sosiologi di sekolah itu.
“Harapan Sekolah, semoga dengan kegiatan retret ini, sesuai dengan temanya ‘Berubah untuk Berbuah’, siswa -siswi semakin termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik, dengan lebih semangat dalam belajar dan semakin bertanggung jawab dan membuktikannya lewat hasil atau prestasi belajar yang baik saat kelulusan nanti,” tambahnya.
Sementara itu, Aegidius Sunusmo, salah satu anggota tim Sinergi Multi Kreatif, menerangkan, ada tiga kultur retret yang perlu diikuti peserta. Ketiganya adalah gembira, responsif, dan terlibat.
“Tim mengemas materi retret dengan menarik serta dipadukan dengan permainan-permainanan atau games menarik. Dengan itu, siswa/i diajak untuk gembira, berefleksi, memberi respons serta mau terlibat dalam berbagai aktivitas dan dinamika baik indoor maupun outdoor,” kata Aegidius.
Para peserta mengaku gembira dan terkesan dengan kegiatan ini.
“Kesannya seru banget, tiap sesi ga kerasa sesi gitu. Jadi kayak going with the flow. Cara menyampaikan materinya menarik, jadi bisa lebih ngerti karena pake metode games dan bisa ngerasain sendiri. Materinya juga oke dan relate sama kita-kita,” kata Jeanette Hauw Chandra, siswi kelas XII MIPA.
Hal yang sama disampaikan Justin Oliver, siswa kelas XII IPS 1.
“Retret kemarin itu menurut saya sangat menarik, karena materi yang dibawakan ini dikemas dengan sangat baik. Nilai-nilai yang diajarkan itu menurut saya simple tapi sangat mengena karena diambil dari realitas anak remaja seperti saya ini,” ungkap Justin, yang juga dipercayakan oleh teman-temannya sebagai ketua kelas XII IPS 1.
“Permainan-permainan disajikan sangat menarik sehingga membuat saya semakin akrab dan dapat membangun relasi dengan teman yang sebelumnya saya belum terlalu kenal,” tambah Justin.
Carolina Yosefina Odi, teman kelas Justin juga terkesan dengan retret itu. Ia merasa senang dan beruntung dapat mengalami momen tersebut.
“Saya sangat senang, karena pada saat saya sampai, saya sudah disambut oleh suster-suster Ursulin dengan sangat ramah di depan gerbang,” kata Caroline
Ia menambahkan, selama retret itu banyak merasakan kenyamanan seperti rumah sendiri. Banyak ruang di tempat itu yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk berdoa dan berkonsentrasi lebih kepada Tuhan secara pribadi.
Sekadar untuk diketahui, SMA Tarsisius 1, Jakarta Pusat, didirikan pada 5 Januari 1975 sebagai jawaban atas belum tertampungnya lulusan SMP Damai dan SMP PAX di SMA Katolik.
Pada awal berdirinya, SMA ini bernama SMA Tarsisius dikelola oleh Pengurus Gereja dan dana Papa (Panitia yang mengurus harta benda gereja) Paroki Bunda Hati Kudus Kemakmuran, Jakarta Pusat.
Pada tahun pertama, sekolah ini didirikan dalam tiga kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 151 orang. Jumlah guru yang mengajar pada waktu itu sebanyak sebelas orang. Tiga orang di antaranya merupakan guru inti (Instruktur).
Sambutan masyarakat terhadap sekolah ini sangat besar. Hal ini terbukti dengan besarnya minat orang tua untuk menitipkan anaknya di SMU Tarsisius.
Fidelh Haman
Komentar