Katoliknews.com — Pastor Karl Edmund Prier SJ, yang dikenal sebagai tokoh musik Liturgi Gereja di Indonesia mendapat gelar doctor Honoris Causa (Dr. H.C) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sidang Senat Terbuka dalam rangka penganugerahan gelar itu akan dilangsungkan pada Kamis, 11 Mei 2023, pukul 09.00 WIB di Concer Hall ISI Yogyakarta, jl. Parangtritis Km. 6.5 Sewon Bantul, Yogyakarta.
Romo Preir, yang dikenal sebagai tokoh di balik buku lagu “Madah Bakti” itu akan membawakan orasi ilmiah berjudul “ Hidup untuk Musik”.
Selain imam Yesuit itu, ISI Yogyakarta juga memberikan gelar yang sama untuk Prof. Gunar Spellmeyer. Ia akan membawa pidato ilmiah berjudul ‘Reinforcing Creativity – Handling The Age of Chaos’.
Tokoh Musik Liturgi Indonesia
Melansir yogyaline.com, Pastor kelahiran Weinheim-Jerman, 18 September 1937 itu mendapat gelar tersebut atas jasa besarnya dalam bidang musik di Tanah Air. Ia dikenal karena secara ulet mengembangkan inkulturasi musik liturgi di Indonesia.
Kecintaannya pada musik dimulai sejak ia masih kecil, yakni sejak usia 9 tahun, ia sudah mulai belajar piano. Pada 1953, ketika usianya 16 tahun, ia bersekolah di Gymnasium Albertus Magnus Schule Viernheim.
Enam tahun kemudian, ia belajar filsafat di Munchen. Setelah tamat pada 1962, ia mengajar musik di Kolese Stella Matutina Feldkirch, Austria.
Prier pertama kali datang ke Indonesia pada 1964 sebagai seorang Yesuit. Pada 1971 ia bersama Paul Widyawan (alm.) mendirikan Pusat Musik Liturgi, untuk merealisisasikan pembaruan musik liturgi, khususnya musik inkulturasi.
Ia mulai mengajar musik Gereja di Fakultas Teologi Wedabhati (FTW) Kentungan, Yogyakarta.
Sejak 1971- 2004, ia juga mengajar sejarah musik di Kampus ISI Yogyakarta, dan membuka praktik organ di Kursus Musik Gereja.
Pada 1973, dalam Kongres Liturgi di Jakarta, Prier diangkat sebagai Ketua Seksi Musik Liturgi KomLit. Ia saat itu bersama beberapa orang dari PML diundang untuk memeriahkan ibadah dalam Kongres Liturgi. Penampilan bersama Paduan Suara Vocalista tampaknya mampu mencuri perhatian peserta kongres, sehingga diputuskan bahwa kongres dua tahun kemudian dilaksanakan di Yogykarta.
Dari sinilah lahir ide nyanyian buku Madah Bakti. Dalam Kongres Musik Liturgi di Yogyakarta pada 1975, PML dipercaya menyusun buku nyanyian dari doa dengan lagu-lagu Indonesia.
Selanjutnya, dalam Kongres Liturgi di Jakarta, 1980, diresmikanlah buku nyanyian dan doa Madah Bakti.
Memaafkan Orang yang Membacoknya
Lima tahun silam, publik Tanah Air dikejutkan aksi penyerangan saat misa hari Minggu, 11 Februari 2018 di Gereja St Lidwina St. Lidwina, yang dipimpin Romo Edmund Prier SJ.
Romo Prier, yang saat itu memilih tidak lari, rela menjadi korban agar umatnya tidak menjadi sasaran si penyerang yang diketahui bernama Suliono.
Akibatnya, Romo Edmud Prier menjadi sasaran Suliono. Romo Prier pun mengalami luka bacok yang cukup parah, dan beruntung nyawanya tertolong.
Namun, dua minggu setelah peristiwa itu, Romo Edmund Prier mengatakan, ia memaafkan pelaku.
“Memaafkan, jelas saya memaafkan,” ucapnya, seperti dilansir tribunnews.com.
Romo Prier juga sempat mengutip sepenggal Doa Bapa Kami yang berbunyi “Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
“Tiap hari kita mendoakan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Itu mesti dilaksanakan,” tegasnya.
Komentar